Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Lestarikan Lingkungan

Keren! Sekolah Vokasi Kemenperin Olah Darah Sapi Jadi Pupuk Organik Cair

Senin, 27 Juni 2022 11:17 WIB
Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Dody Widodo. (Foto: Ist)
Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Dody Widodo. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pelestarian lingkungan di semua lini sektor industri. Hal ini didukung dengan penciptaan inovasi yang dapat diterapkan secara sederhana namun efektif. 

Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan inovasi pengolahan limbah darah sapi menjadi pupuk cair yang dilakukan oleh SMK Sekolah Menengah Analis Kimia Padang (SMK-SMAK Padang), salah satu sekolah vokasi yang dimiliki oleh Kemenperin.

Sekolah dengan kompetensi analisis kimia tersebut berhasil mengolah limbah darah sapi menjadi pupuk cair. Inovasi yang dinamai POC Darsa Rupawan (Pupuk Organik Cair Darah Sapi Rumah Potong Hewan) itu berhasil masuk dalam Top 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (Kemenpan-RB).
Inovasi pengolahan limbah darah sapi telah mulai dilakukan SMK-SMAK Padang sejak 2012, dilatarbelakangi darah sapi yang belum diolah oleh RPH, sehingga menjadi limbah. “Karenanya, SMK-SMAK Padang tertantang menjawab permasalahan tersebut sehingga lahirlah POC Darsa Rupawan dan saat ini sudah dipatenkan dengan nomor: IDP000046551,” kata Sekretaris Jenderal Kemenperin, Dody Widodo di Jakarta, Senin (27/6).

Baca juga : Jokowi Akan Temui Putin-Zelensky, DPR: Pemerintah Serius Jadi Juru Damai

Dody menyampaikan, latar belakang terciptanya inovasi tersebut karena pada tahun 2012, siswa SMK-SMAK Padang yang tinggal di dekat rumah pemotongan hewan (RPH) khawatir dengan dampak limbah darah sapi terhadap masyarakat sekitar. Pasalnya, apabila limbah RPH tersebut dibiarkan mengalir ke sungai, akan memberikan dampak buruk bagi masyarakat sekitar.

Dalam jangka pendek akan menimbulkan bau yang tidak sedap di sekitar RPH, dan air sungai yang dialiri limbah RPH menjadi keruh. Pada jangka menengah, bisa berdampak terhadap kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitar RPH, seperti rawan terkena penyakit pernafasan dan kulit. Sedangkan dalam jangka panjang, limbah darah sapi di sungai dapat mengakibatkan penurunan kadar oksigen air sungai sehingga ekosistem air sungai terganggu.

Di Sumatera Barat, terdapat 10 Rumah Potong Hewan (RPH) yang diawasi oleh dinas peternakan dan kesehatan hewan setempat. Tiap satu RPH setiap harinya menyembelih sebanyak 12 ekor sapi. Sehingga, total terdapat 120 ekor sapi yang disembelih setiap harinya, menghasilkan 720 liter hingga 960 liter limbah darah sapi per hari.

Baca juga : Keren! Pakai Lalat Tentara Hitam, Korindo Group Olah Sampah Organik Di Rest Area Cibubur

Berdasarkan survei lapangan tujuh dari 10 RPH tadi belum memiliki prosedur pengelolaan limbah darah sapi pascapenyembelihan, sehingga banyak masyarakat yang terganggu dengan bau limbah dan air sungai yang tercemar.  

“Melalui pembelajaran analisis terpadu II, siswa SMK-SMAK Padang dan pembimbing berkolaborasi membuat inovasi dengan mengolah limbah tersebut menjadi pupuk organik cair. Berdasarkan hasil pengujian, POC Darsa Rupawan dapat digunakan untuk padi, buah-buahan, sayur-sayuran, palawija, dan tanaman hias,” jelas Dody.

Lahirnya inovasi POC Darsa Rupawan diharapkan mampu memberikan solusi bagi permasalahan limbah darah sapi, dengan mengurangi limbah tersebut dan meningkatkan manfaatnya bagi lingkungan. Selain itu, juga dapat membantu para petani untuk pemupukan lahan pertanian dengan biaya yang lebih terjangkau, sehingga bisa turut menghemat biaya subsidi pupuk pemerintah

Baca juga : Lestari Dorong Peningkatan Kreativitas Pariwisata Daerah

“Sebagai perbandingan, saat ini total harga subsidi pupuk per satu hektar sebesar Rp1,5 juta. Dengan pupuk yang kita gunakan bisa menghemat sekitar Rp 796 ribu, karena total biaya produksi per hektar pupuk cair ini sebesar Rp 744 ribu untuk 240 liter POC Darsa Rupawan,” ungkap Dody.

Dia memperkirakan penggunaan pupuk cair hasil inovasi ini dapat menghemat subsidi pupuk hingga sebesar Rp 1,4 triliun.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.