Dark/Light Mode

Sandi: Desa Wisata Loang Baloq Paduan Ekraf & Kearifan Lokal Buka Lapangan Kerja

Rabu, 29 Juni 2022 05:33 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno (memakai kopiah putih) saat mengunjungi Desa Wisata Loang Baloq, NTB. (Foto: Kemenparekraf)
Menparekraf Sandiaga Uno (memakai kopiah putih) saat mengunjungi Desa Wisata Loang Baloq, NTB. (Foto: Kemenparekraf)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kepala Baparekraf) Sandiaga Uno terus berjibaku. Khususnya, dalam upaya membangkitkan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan pariwisata Indonesia. Salah satunya, Sandi mengunjungi Desa Wisata Loang Baloq, di Kelurahan Tanjung Karang, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kunjungan tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022. Untuk NTB, terdapat dua desa wisata yang masuk sebagai 50 besar desa wisata terbaik ADWI 2022. Program ADWI telah memasuki tahun kedua yang mengusung tema ’Kebangkitan Ekonomi untuk Indonesia Bangkit’. Program ini diharapkan mampu mewujudkan visi Indonesia sebagai negara tujuan pariwisata berkelas dunia, berdaya saing global, berkelanjutan, dan mampu mendorong pembangunan daerah dan mensejahterakan rakyat.

Melalui program tersebut, Kemenparekraf/Baparekraf juga dapat menjaring database desa wisata baru dari pendaftaran di website jejaring desa wisata (Jadesta). Itu merupakan website resmi yang dikembangkan Kemenparekraf. Dari data kegiatan ADWI tahun 2021, terjaring 1.831 data desa wisata yang ada di Indonesia dan target di tahun 2022 adalah 3.000 desa wisata yang terjaring, tetapi yang mendaftar juga melebihi target yaitu sekitar 3.400 desa wisata. Lonjakan desa wisata yang mendaftar ini menunjukkan animo yang sangat tinggi dari desa wisata dalam mengikuti program ADWI ini. Program ini juga guna mempermudah pengembangan desa wisata di Indonesia ke depan.

Tahun ini, Kemenparekraf/Baparekraf berkolaborasi dengan mitra strategis untuk bersama mengembangkan desa wisata. Terutama 50 desa wisata terbaik. Para mitra tersebut yakni Astra, BCA, BNI, dan Grab. Desa Wisata Loang Baloq yang masuk sebagai 50 desa terbaik ADWI 2022 ini, juga mendapat kesempatan menjadi peserta program pembinaan dan pengembangan desa oleh mitra Kemenparekraf yaitu Grab.

”Kita harapkan destinasi kombinasi antara destinasi Bali dan destinasi wisata religi ini, bisa menjadi satu kesatuan, yang bisa mampu membangkitkan ekonomi kita, membuka peluang usaha, dan juga lapangan kerja,” ujar Sandi, disambut tepuk tangan Wali Kota Mataram Mohan Roliskana dan riuh dukungan masyarakat setempat, seperti keterangan yang diterima redaksi, Rabu (29/6).

Baca juga : USG Education dan Hope Tonjolkan Kearifan Lokal dan Alam Indonesia

Sandi mengaku terpesona dengan potensi Desa Wisata Loang Baloq yang epik. ”Saya melihat kombinasi ini ada beberapa ya. Tapi, ini yang paling epik ya. Tidak hanya dapat sunset, senja, tapi juga dapat isata religinya. Dapat ekonomi kreatif, tapi juga ada kearifan lokalnya. Ini makamnya di dalam pohon. Dan spesial, saya baru pertama kali lihat ini. Jadi, pariwisata halal yang bisa kita angkat ke depan salah satunya juga bisa membuat travel plan yang bisa kita kembangkan untuk di Desa Wisata Loang Baloq ini,” ungkap Sandi.

Seperti halnya desa wisata yang lain, destinasi wisata di desa itu telah memenuhi standar penilaian tim juri ADWI 2022 yang terdiri dari tujuh kategori. Pertama, daya tarik pengunjung (alam dan buatan, seni dan budaya). Kedua, suvenir (kuliner, fesyen, dan kriya). Ketiga homestay. Keempat, toilet umum. Kelima, digital dan kreatif. Keenam, Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability (CHSE). Ketujuh, kelembagaan desa.

Lokasi Desa Wisata Taman Loang Baloq cukup strategis. Dari Lombok International Airport Praya sekitar 30 menit menggunakan mobil menuju desa tersebut. Nama desa ini cukup menarik rasa penasaran publik. Terutama, dari sisi pemaknaan nama. Menurut masyarakat desa setempat, nama Loang Baloq, memiliki historis panjang. Itu adalah nama makam yang popular di kalangan masyarakat setempat.

Loang dalam bahasa sasak berarti lubang. Sedangkan Baloq dalam bahasa sasak berarti buaya. Jadi Loang Baloq dalam bahasa Indonesia artinya lubang buaya. Menurut Juru Kunci Makam Loang Baloq Janali, Loang dalam bahasa sasak artinya lubang. Sedangkan Baloq artinya buyut.

”Dengan demikian, tafsir Loang Baloq itu sendiri memang lebih condong kepada lubang buaya karena di area makam tersebut terdapat banyak buaya yang memiliki lubang tempat berdiam diri. Konon, umur buaya tersebut mencapai ratusan tahun,” kata Janali.

Baca juga : Hadapi Isu PMK Di Lampung, Apkasi Usul Stop Pasokan Sapi Dari Luar Daerah

Karena historis tersebut, Desa Loang Baloq menjadi tujuan wisata religi. Ada tiga makam yang dikeramatkan, salah satunya makam Maulana Syekh Gauz Abdurrazak. Beliau merupakan ulama dan pendakwah agama Islam yang berasal dari Baghdad Irak. Dia menyebarkan agama Islam dari Palembang lalu kemudian singgah di Lombok sekitar 18 abad yang silam.

Destinasi wisata ini dilengkapi berbagai fasilitas, sepert Plaza Pengunjung dan Panggung Hiburan yang bisa dijadikan tempat penyelenggaraan berbagai acara. Kemudian, ada danau buatan yang menyediakan pilihan aktivitas seperti becak air. Dikelilingi dengan gazebo dan tempat duduk untuk bersantai sambil menikmati pemandangan. Yang tak kalah seru, terdapat menara pandang yang menjadi ikon dari taman hiburan ini untuk mengabadikan pemandangan sekitar serta melihat sunset dari ketinggian.

Bukan hanya itu, Desa Wisata Taman Loang Baloq memiliki pemandangan pantai yang indah yaitu Pantai Loang Baloq. Sebuah pantai dengan pasir putih yang berada di sebelah barat Pulau Lombok dan menjadi sunset point. Berada satu area dengan Taman Hiburan Rakyat Loang Baloq membuat pantai ini jadi pilihan tepat untuk liburan bersama keluarga. Tidak jauh dari pantai ini, terdapat pohon beringin yang menjulang tinggidan mendekap makam tua, yang dikenal sebagai makam Maulana Syekh Gauz Abdurrazak.

Ada juga tradisi unik yang masih terus dilakukan pengunjung yaitu mengikat akar beringin. Menurut mitos masyarakat setempat, jika mengikat akar pohon beringin sambil bernazar di sana, maka akan cepat dikabulkan. Jika keinginan telah dikabulkan, maka masyarakat yang telah mengikat akar pohon beringin datang kembali dan membuka akar yang telah mereka ikat.

Untuk potensi seni dan budaya, desa ini terdapat pertunjukan Gendang Beleq yang sudah terkenal sejak dulu. Gendang Beleq menjadi alat musik tradisional kebanggaan Suku Sasak. Biasa dimainkan secara berkelompok. Gendang ini terbuat dari pohon meranti yang tumbuh subur di Lombok. Gendang Beleq menghasilkan suara yang besar dan bergema.

Baca juga : GDPS Gandeng Markplus Kerek Kualitas Tenaga Kerja

Kesenian lain yang biasa ditampilkan adalah Tari Rudat. Tarian tradisional yang juga berasal dari Suku Sasak ini memadukan Gerakan pencak silat seperti memukul, menendang, memasang kuda-kuda, dan menangkis. Tari Rudat digunakan dalam menyambut tamu dan acara-acara formal pemerintahan.

Para wisatawan juga dapat berburu menu makanan di sentra kuliner ikan yang menyediakan olahan ikan hasil nelayan sekitar. Sementara untuk buah tangan, wisatawan bisa memilih kreasi fesyen modern dari tenun karya perajin ekraf/UMKM Kota Mataram. Bagi mereka yang berniat bermalam, di desa ini telah tersedia Homestay Mutiara yang memiliki eksterior dominan kayu. Tempat bermalam tersebut juga dilengkapi segala fasilitas umum bagi pengunjung.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.