Dark/Light Mode

Mahfud MD Tegaskan Terorisme Tidak Wakili Agama Tertentu

Selasa, 19 Juli 2022 17:54 WIB
Menko Polhukam Mahfud MD saat sambutan mewakili Presiden Jokowi pada Peringatan HUT ke-12 Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), di Jakarta, Selasa (19/6). (Foto: Istimewa)
Menko Polhukam Mahfud MD saat sambutan mewakili Presiden Jokowi pada Peringatan HUT ke-12 Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), di Jakarta, Selasa (19/6). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Terorisme itu sebenarnya bukan hanya terkait atau mewakili agama tertentu. Karena itu, terorisme bukan semata-mata soal aqidah. Demikian penegasan Menko Polhukam Mahfud MD, dalam sambutannya mewakili Presiden pada Peringatan HUT ke-12 Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di Jakarta, Selasa (19/6).

"Misalnya gerakan di Papua yang disebut OPM, sehingga yang dikatakan terorisme itu sebenarnya bukan hanya terkait dengan agama tertentu. OPM itu kan motifnya politik dan ideologi. Politiknya ingin memecahkan diri, ideologinya tidak mau kebersatuan, tidak mau Pancasila, lalu melakukan kekerasan di tempat-tempat umum, membakar bandara, menembak warga sipil," tegas Mahfud MD dalam sambutan yang disampaikan secara virtual.

Mahfud kemudian menyinggung pandangan di tengah masyarakat yang kerap mengaitkan terorisme dengan agama tertentu. Mahfud dengan keras membantah tudingan gerakan anti terorisme adalah gerakan anti Islam.

Baca juga : Menteri Hadi Ingatkan PPAT Tidak Terlibat Mafia Tanah

"Saya ingin sampaikan secara khusus karena sering dikaitkan dengan agama. Ada tudingan, kenapa di Indonesia kalau bicara terorisme kok selalu Islam, berarti gerakan anti terorisme itu gerakan anti Islam? Justru sebernarnya yang akan kita bangun adalah untuk menunjukkan Islam itu bukan agama teror. Karena Islam itu adalah agama yang menerima kosmopolitanisme," papar Mahfud yang juga Mustasyar di Majelis Permusyawaratan Pengasuh Pesantren se-Indonesia ini.

Mahfud menjelaskan, teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang pernah dibacakan Presiden Sukarno memiliki subtansi yang sama dengan Piagam Madinah yang dilahirkan Nabi Muhammad.

"Nabi Muhammad itu saat mendirikan negara adalah negara kesewargaan atau kosmopolit. Buktinya apa? Piagama Madinah. Piagam Madinah itu subtansinya sama dengan proklamasi kemerdekaan," tambah Mahfud.

Baca juga : Kiai Marzuki: Jaga Negara Seperti Jaga Agama

Kesepakatan mendirikan negara Indonesia, lanjut Mahfud, adalah kesepakatan luhur yang harus ditaati. Menurut Mahfud, begitu ada yang ingin mengubah akte kesepakatan yang bernama Proklamasi Kemerdekaan dan pembukaan undang-undang dasar 1945 itu, berarti mengubah Indonesia dan membongkar kesepakatan.

"Kalau itu dilakukan tanpa proses kesepakatan baru, maka namanya itu pemberontakan, apalagi caranya dengan cara-cara melanggar martabat kemanusiaan," tambah Mahfud.

Kenapa kita harus menjaga keutuhan Indonesia? Tanya Menko Mahfud mempertegas. Menurut Mahfud, Indonesia dibangun dari keberbedaan, dan keberbedaan kalau tidak dikelola dengan baik atau tidak disadari oleh warganya, akan menimbulkan konflik-konflik yang mengarah ke radikalisme dan terorisme.

Baca juga : Menko Mahfud Pastikan Kasus Indosurya Tak Dihentikan

"Jadi yang dilakukan kita di BNPT ini adalah menimbulkan kesadaran bahwa negara Indonesia ini dibangun di dalam keberbedaan," pungkas menteri pertahanan era Presiden Gus Dur ini. â– 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.