Dark/Light Mode

Kinerja Ekspor Triwulan II Topang Perekonomian

Senin, 8 Agustus 2022 09:23 WIB
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan. (Foto: Istimewa)
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyampaikan, kinerja ekspor Indonesia pada Triwulan II tumbuh sangat baik, 19,74 persen. Pertumbuhan ini menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II sehingga mampu tumbuh positif sebesar 5,44 persen year on year (YoY).

"Kinerja ekspor Indonesia pada triwulan II tumbuh paling tinggi yaitu sebesar 19,74 persen. Kinerja ekspor ini menjadi akselerator penopang ekonomi Indonesia pada triwulan II yang tumbuh positif 5,44 persen. Ini merupakan momentum yang perlu kita jaga di tengah kondisi pelemahan ekonomi global dan tekanan inflasi yang meningkat di berbagai negara," ujar Zulhas, Minggu (7/8).

Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II 2022 lebih tinggi dari capaian triwulan sebelumnya sebesar 5,01 persen YoY. Angka ini bahkan berhasil melampaui beberapa negara mitra dagang seperti Singapura dengan pertumbuhan ekonomi 4,8 persen, Korea Selatan 2,9 persen, Amerika Serikat 1,6 persen, dan China 0,4 persen.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), komponen ekspor barang dan jasa mengalami pertumbuhan tertinggi dengan kontribusi mencapai 24,68 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Kata Zulhas, penguatan ekspor itu salah satunya didorong kenaikan harga komoditas dunia akibat konflik Rusia-Ukraina yang mengakibatkan disrupsi pasokan global, sehingga menaikkan permintaan negara mitra pascapandemi.

Baca juga : Istri Sambo Sering Tidur Selimutan

Pada triwulan II, ekspor migas Indonesia mencapai 4,46 miliar dolar AS, atau tumbuh 35,17 persen dibandingkan kuartal I 2022. Sedangkan ekspor nonmigas Indonesia tercatat 70,46 miliar dolar AS, atau tumbuh 12,12 prsen dibandingkan kuartal I 2022.

Produk ekspor yang menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2022 antara lain bahan bakar mineral (HS 27) seperti batubara, besi dan baja (HS 72) yang merupakan produk turunan nikel, bijih logam (HS 26), mesin dan perlengkapan elektrik (HS 85), serta berbagai produk kimia (HS 38).

Ekspor batubara (HS 27) triwulan II tercatat meningkat pesat dari 8,87 miliar dolar AS pada triwulan I menjadi 15,24 miliar dolar AS di triwulan II 2022, atau tumbuh 71,83 persen quarter to quarter (qtq).

Selain komoditas utama, beberapa produk ekspor Indonesia menunjukkan kinerja yang sangat positif seperti pupuk (HS 31), kapal/perahu (HS 89), serta produk nikel dan barang daripadanya (HS 75).

Menurut Mendag, kinerja ekspor ke negara mitra dagang utama Indonesia pada triwulan II juga tercatat positif. Ekspor ke China yang merupakan negara mitra dagang utama Indonesia tercatat 15,18 miliar dolar AS. Nilai ekspor ini berkontribusi 21,54 persen dari ekspor Indonesia pada triwulan II.

Baca juga : Pemulihan Perekonomian Tetap Terjaga

Selain itu, pada periode yang sama, ekspor ke India juga tumbuh pesat 6,89 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan triwulan I yang tercatat 4,53 miliar dolar AS. Dari sisi impor, data statistik menunjukkan pada triwulan II impor Indonesia tercatat tumbuh positif sebesar 4,5 persen dibandingkan triwulan I.

Pertumbuhan ini sebagian besar berasal dari peningkatan nilai impor migas. Impor migas tercatat mencapai 10,84 miliar dolar AS pada triwulan II ini, atau meningkat dibandingkan triwulan I yang tercatat 8,62 miliar dolar AS.

"Dengan pertumbuhan ekspor yang tinggi, neraca perdagangan Indonesia pada triwulan II mencatat surplus yang cukup lebar mencapai 15,55 miliar dolar AS. Nilai ini melampaui surplus triwulan I yang hanya tercatat sebesar 9,33 miliar dolar AS," ungkap Zulhas.

Sementara itu, pada periode Januari-Juni 2022, total surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar 24,89 miliar dolar AS telah mencatatkan sejarah karena menjadi yang tertinggi dan melampaui surplus tertinggi sebelumnya pada 2007 sebesar 20,15 miliar dolar AS.

Zulhas menyampaikan, situasi global yang penuh turbulensi saat ini diperkirakan masih akan tetap memberikan keuntungan pada harga komoditas dan menjadi ‘durian runtuh’ (windfall) bagi kinerja ekspor komoditas Indonesia ke depan.

Baca juga : ADB Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi 5,2 Persen

Namun, Pemerintah terus melakukan antisipasi melalui penguatan faktor- faktor produksi di dalam negeri dan memprioritaskan program yang menjaga kestabilan harga dan ketersedian bahan pokok.

"Selain itu, Kementerian Perdagangan juga aktif melakukan diversifikasi akses pasar ekspor melalui sejumlah perjanjian perdagangan untuk tetap menjaga kinerja ekspor yang tumbuh sangat baik," pungkasnya. ■.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.