Dark/Light Mode

Soal Status Pandemi, Jokowi Minta Menkes Nanya Ke WHO

Senin, 3 Oktober 2022 20:52 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin, saat menjawab pertemuan wartawan di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (3/10). (Foto: Humas Setkab/Agung)
Menkes Budi Gunadi Sadikin, saat menjawab pertemuan wartawan di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (3/10). (Foto: Humas Setkab/Agung)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengaku mendapat instruksi dari Presiden Jokowi, untuk berkonsultasi dengan Direktur Jenderal (Dirjen) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus terkait status pandemi Covid-19.

Hal tersebut disampaikan Menkes, usai mengikuti rapat yang dipimpin oleh Presiden Jokowi, di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (3/10).

"Pak Presiden meminta saya konsultasi dengan Dirjen WHO. Dirjen WHO bilang, kalau ada kebijakan-kebijakan lokal mengenai pengurangan pengetatan dari protokol kesehatan, itu bisa dilakukan,” ujar Menkes.

Dia bilang, WHO merupakan pihak yang berwenang untuk menyatakan pencabutan status pandemi Covid-19.

Baca juga : Akbar Tanjung Cs Temui Jokowi Di Bogor, Bahas Apa?

“Khusus mengenai pandemi, karena ini sifatnya dunia, nanti WHO yang akan memberikan timing-nya kapan. Di WHO, kan ada yang namanya Public Health Emergency of International Concern (PHEIC). Biasanya, dia yang akan mengumumkan, kapan pandemi akan berakhir," jelas Menkes.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyampaikan kemungkinan bakal dicabutnya status pandemi dalam waktu dekat.

“Pandemi memang sudah mulai mereda, mungkin sebentar lagi juga akan kita nyatakan pandemi sudah berakhir,” ujar Presiden dalam Peluncuran Gerakan Kemitraan Inklusif untuk UMKM Naik Kelas di Jakarta, Senin (3/10).

Senada, Juru Bicara (Jubir) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril juga mengungkapkan, Indonesia saat ini tengah bersiap untuk menuju endemi. Acuannya, parameter penilaian Covid-19 yang terus melandai.

Mulai dari angka kasus hingga penggunaan tempat tidur perawatan Covid-19.

Baca juga : MBS Jadi PM Arab Saudi, Jokowi Ucapkan Selamat

Parameter pertama adalah turunnya kasus konfirmasi mingguan, sejak Agustus minggu ketiga. Saat ini, rata-rata angka kasus harian Covid-19 berkisar di angka 2.000. Diiringi penurunan positivity rate mingguan menjadi 6,38 persen dalam minggu terakhir.

Begitu pula kasus kematian. Turin menjadi 123 per minggu, atau rata-rata di bawah 20 per hari.

Penurunan angka kasus, juga dibarengi dengan penurunan angka perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit.

Tingkat keterisian tempat tidur atau BOR terus mengalami penurunan dari angka 5 persen pada 10 September, menjadi 4,83 persen saat ini.

Baca juga : Penyaluran BSU Dikebut, Jokowi: Saya Pantau Semuanya

Begitu juga kasus harian dengan positivity rate cenderung melandai dalam satu bulan terakhir.

Meskipun demikian, Syahril menekankan bahwa kewaspadaan terhadap kemungkinan mutasi virus, tetap dilakukan.

“Sesuai pengumuman Dirjen WHO, saat ini seluruh dunia telah menghadapi masa yang menggembirakan. Karena tanda-tanda hilangnya pandemi Covid mulai terlihat, termasuk di Indonesia” ujar Syahril, Jumat (30/9).

"Kesiapan masyarakat untuk tetap waspada, termasuk betul-betul menyiapkan langkah kita menuju endemi. Paling penting, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, termasuk disiplin memakai masker,” tandasnya. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.