Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Panen Padi, Mentan Terapkan Biosaka Ramah Lingkungan Di Mamuju

Senin, 10 Oktober 2022 10:29 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. (Foto: Istimewa)
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) melakukan panen padi di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat dan mengaplikasikan sistem pertanian ramah lingkungan melalui ramuan Biosaka yang terbuat dari bahan alam sekitar sekaligus menghemat pupuk kimia.

Peningkatan produksi padi dengan cara alami ini merupakan bentuk akselerasi menghadapi tantangan global untuk terus memperkuat stok pangan khususnya beras yang merupakan kebutuhan pokok dalam negeri, bahkan dibutuhkan di seluruh dunia.

"Ada ancaman 347 juta orang akan kelaparan di dunia tahun depan. Bapak Presiden bilang, kalau sudah dikonsumsi, kemudian ada lebihnya, kenapa tidak dibawa keluar (ekspor)," kata Mentan SYL saat panen tersebut sekaligus Bimtek pembuatan Biosaka bersama Muhammad Ansar, penggagas Biosaka dari Blitar, di Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Sabtu (8/10).

Baca juga : Tak Boleh Ada Rakyat Miskin Di Lokasi Perusahaan Besar

Mantan Gubernur Sulsel dua periode itu menegaskan saat ini stok beras Indonesia surplus 10 juta ton. Dengan begitu, Indonesia sudah siap membantu negara-negara lain bila stok dalam negeri sudah berlebih.

"Sekarang, saya masih punya stok 10 juta ton. Oleh karena itu, memang kita sudah siap untuk membantu negara lain kalau kita lebih (stok beras). Kalau kita lebih," tegasnya.

Lebih lanjut, Mentan SYL mengatakan Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendukung penuh program ketahanan pangan yang selama ini dicanangkan Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat. Potensi hamparan persawahan di Sulawesi Barat cukup luas untuk memperkuat stok beras nasional dan ekspor.

Baca juga : Panglima Mandau Meratus Yakin IKN Bakal Lindungi Kearifan Lokal

"Saya minta Pj Gubernur siapkan 2.000 hektare, untuk menyusun program yang dapat dihitung hasil akhirnya. Dengan demikian, pendapatan hasil panennya sudah dapat dihitung sekian yang dapat dihasilkan. Kalkulasinya dua hektare itu, menghasilkan pendapatan muara akhir tujuh ton. Itu cukup potensial untuk rakyat Sulawesi Barat," ucapnya.

Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menambahkan luas hamparan padi yang dipanen ini 400 ha dengan produktivitas 7 hingga 8 ton per ha.

Sekarang baru mulai diaplikasikan ramuan Biosaka yakni salah satu sistem teknologi terbarukan dalam perkembangan dunia pertanian.

Baca juga : YLBHI: Penggunaan Kekuatan Berlebihan Sebabkan Banyak Korban Di Kanjuruhan

Biosaka, kata dia, bukan pupuk dan bukan juga nutrisi. Tetapi elisitor yang dapat mengaktifkan atau mengekspresikan gen yang diperlukan tanaman sehingga dapat menghasilkan sel untuk pertumbuhan tanaman yang lebih baik.

Biosaka ini terbuat dari rerumputan yang dicampur air lalu diramu. Biosaka memiliki manfaat yang banyak yaitu, dapat mengefisien biaya produksi, hemat pupuk kimiawi, membuat hama penyakit sedikit atau hilang, hasil panen lebih bagus, tanah menjadi lebih subur, harga hasil panen menjadi bagus dan akhirnya petani mendapat untung yang besar.

"Jadi, penyuluh dan petani dapat ikut praktek secara langsung," tambah Suwandi. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.