Dark/Light Mode

Gaya Hidup Polisi Disentil

Indeks Kepercayaan Publik Jatuh Telentang, Jokowi Minta Anggota Polri Tidak Gagah-gagahan

Sabtu, 15 Oktober 2022 12:51 WIB
Presiden Jokowi memberikan arahan kepada jajaran Polri, di Istana Negara, Jakarta, Jumat (14/10). (Foto: BPMI Setpres)
Presiden Jokowi memberikan arahan kepada jajaran Polri, di Istana Negara, Jakarta, Jumat (14/10). (Foto: BPMI Setpres)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi mendesak jajaran Polri, untuk bekerja keras mengembalikan kepercayaan publik kepada institusi Polri, yang kini nyusruk.

“Bulan November, tingkat kepercayaan publik terhadap Polri masih 80,2 persen. Sangat tinggi. Bukan tinggi. Sangat tinggi sekali. Sekarang, Agustus kemarin, berada di 54 persen. Jatuh trlentang. Rendah sekali. Itulah pekerjaan berat yang Saudara-saudara harus kerjakan, untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada Polri, di tengah situasi yang juga tidak mendukung saat ini,” tegas Jokowi.

Sebelum ada peristiwa penembakan di Duren Tiga yang menyeret mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo, Indeks Kepercayaan Masyarakat terhadap Polri memang tinggi. Ada di puncak teratas.

Jokowi bilang, hal tersebut didorong oleh kerja keras jajaran Polri dalam penanganan Covid-19. Dengan mendukung penyuntikan 440 juta dosis vaksin kepada masyarakat  sehingga pandemi mereda dan ekonomi bisa tumbuh 5,44 persen.

Baca juga : Kepercayaan Publik Terhadap Polri Masih Tinggi, Reputasi Kapolri Tidak Runtuh

“Tetapi, begitu ada peristiwa FS (Ferdy Sambo), runyam semuanya. Jatuh ke angka yang paling rendah. Dulu, dibandingkan institusi-institusi penegak hukum yang lain, tertinggi. Sekarang, Saudara-saudara harus tahu, menjadi terendah. Ini yang harus dikembalikan lagi dengan kerja keras Saudara-saudara sekalian,” tandasnya.

Presiden ke-7 RI ini menuturkan, saat ini, seluruh negara dihadapkan pada situasi sulit karena gelombang dan badai ekonomi global.

Bahkan,  66 negara telah berada pada posisi rentan. Sebanyak 345 juta orang di 82 negara, sudah menderita kekurangan pangan akut.

Dalam konteks ini, Jokowi mengingatkan kepada seluruh jajaran Polri, untuk memiliki kepekaan terhadap situasi krisis (sense of crisis) yang sama.

Baca juga : Kapolri: Raih Kepercayaan Publik Untuk Terus Kawal Kebijakan Pemerintah

Presiden juga mengingatkan, agar jajaran Polri bisa lebih memperhatikan gaya hidupnya. Supaya tidak menimbulkan kecemburuan sosial dan menjadi sorotan masyarakat.

"Saya ingatkan masalah gaya hidup, lifestyle. Jangan sampai, dalam situasi sulit, ada letupan-letupan sosial karena adanya kecemburuan sosial ekonomi. Hati-hati," papar Jokowi.

"Saya ingatkan, yang namanya Kapolres, Wakapolres, yang namanya Kapolda, yang namanya seluruh pejabat utama, perwira tinggi, agar mengerem total masalah gaya hidup. Jangan gagah-gagahan, karena merasa punya mobil atau motor gede yang bagus. Hati-hati. Hati-hati, saya ingatkan hati-hati,” sambungnya.

Jokowi pun lantas mengaitkan langkah mengerem gaya hidup dengan teknologi masa kini, yang telah menyebabkan perubahan interaksi sosial, secara total.

Baca juga : Anggota DPR Wayan Sudirta Beri Catatan Ini

Semua orang bisa mengabarkan peristiwa yang terjadi pada media sosial, bukan hanya TV, media cetak, atau media daring.

“Saya terlalu banyak mendapatkan laporan, sehingga kembali lagi gaya hidup. Urusan kecil-kecil, tetapi itu bisa mengganggu kepercayaan terhadap Polri. Urusan tadi, urusan mobil, urusan motor gede, urusan yang remeh-temeh saja. Sepatunya apa. Bajunya apa. Itu dilihat masyarakat sekarang ini. Itu yang kita harus mengerti, dalam situasi dunia yang penuh dengan keterbukaan,” tandasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.