Dark/Light Mode

4 Provinsi Penyumbang Tertinggi Kematian Karena Corona

Jokowi Minta Kepala Daerah Tak Buru-buru Tutup Wilayah

Selasa, 15 September 2020 06:44 WIB
Presiden Joko widodo. (Istimewa)
Presiden Joko widodo. (Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi menyebut empat provinsi penyumbang tingkat kematian tertinggi akibat Virus Corona alias Covid-19. Keempat provinsi itu adalah Bengkulu, Sumatera Selatan, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Meski begitu, Jokowi meminta kepala daerah tak buru-buru menutup wilayahnya. Pemerintah daerah diminta melaporkan kasus kematian secara detil supaya pemerintah pusat bisa menekan angka kematian tersebut.

Jokowi mengatakan, empat provinsi yaitu Bengkulu, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, dan Jawa Timur terjadi angka kematian di atas 6 persen.

“Kalau kita melihat lebih detail, tingkat kematian tinggi itu disebabkan empat provinsi tersebut yang tingkat kematiannya di atas 6 persen,” kata Jokowi di Jakarta, kemarin.

Baca juga : Komisi VII Minta Pemerintah Tidak Manjakan Smelter Asing

Rasio kematian karena Covid19 di Indonesia diketahui mencapai 3,99 persen, masih lebih tinggi dari rata-rata kematian dunia yakni 3,18 persen.

Jokowi meminta agar data kematian di tiap provinsi disampaikan secara detail sehingga pemerintah pusat dapat berupaya membantu menekan angka tersebut.

“Pemerintah harus terus menurunkan angka kematian. Rata-rata kematian di Indonesia terus menurun dari 4,02 persen bulan lalu menjadi 3,99 persen,” ungkapnya.

Meski memiliki angka kematian tinggi, Jokowi mengingatkan supaya kepala daerah tersebut tak buru-buru menutup wilayah dalam mengendalikan penyebaran Covid-19.

Baca juga : Jokowi Masih Dipercaya Rakyat

Pengendalian Covid19 dilakukan dengan strategi intervensi berbasis lokal. “Intervensi pembatasan berskala lokal ini penting sekali dilakukan. Jadi sekali lagi, jangan buru-buru menutup wilayah, menutup sebuah kota, sebuah kabupaten,” jelasnya.

Jokowi menuturkan, penerapan strategi intervensi berbasis lokal ini dilakukan secara berjenjang hanya di wilayah zona merah mulai dari tingkat RT, RW dan desa.

Cara tersebut diyakini lebih efektif karena tak seluruh wilayah di suatu daerah termasuk zona merah.

“Penanganannya lebih detail dan bisa lebih fokus karena dalam sebuah provinsi misalnya ada 20 kabupaten/kota tidak semua berada di posisi merah semua, sehingga penanganannya tentu saja jangan digeneralisir,” tambahnya.

Baca juga : Apresiasi Penangkapan Djoko Tjandra, Bamsoet Minta Aparat Buru Buronan Koruptor Lain

Dalam satu daerah, kata Jokowi, ada wilayah yang termasuk zona kuning atau hijau yang risiko penularannya rendah. Untuk itu, dia meminta agar kepala daerah selalu melihat data sebaran sebelum menerapkan kebijakan pembatasan di wilayahnya.

Segala keputusan dalam merespons penambahan kasus di provinsi, kabupaten, maupun kota, tetap berbasis pada data sebaran.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.