Dark/Light Mode

Kemenkes Bilang Bukan Karena Covid

Penyebab Ginjal Akut Anak Masih Misterius

Minggu, 16 Oktober 2022 07:20 WIB
Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI Piprim Basarah Yanuarso. (Foto: Antara)
Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI Piprim Basarah Yanuarso. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) belum bisa memas­tikan penyebab munculnya kasus ginjal akut. Yang jelas, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memastikan, penyakit mistrerius itu tidak ada kaitannya dengan Covid-19.

Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI Piprim Basarah Yanuarso mengatakan, kasus ginjal akut pada anak sudah ditemukan sejak Januari 2022.

Kasus yang disebut misterius ini baru mengalami pelonja­kan signifikan pada September 2022.

Baca juga : Melonjak, Gagal Ginjal Akut Misterius Pada Anak

Pimprim bilang, berdasarkan data yang dihimpun IDAI, ada 152 kasus tersebut tersebar di 16 provinsi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, Banten, Bali, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Aceh, Sumatera Barat, Jambi Kepulauan Riau, Papua Barat, Papua, dan Nusa Tenggara Timur.

Hingga saat ini, penyebab gagal ginjal akut tersebut masih belum diketahui. IDAI menyebutkan, fenomena ini masih belum konklusif atau menemukan titik terang terkait penyebabnya sehingga masih dibutuhkan investigasi lebih lanjut.

“Awalnya kami menduga terkait dengan Covid-19, merupakan suatu MIS-C (pera­dangan di organ dalam). Tapi setelah di-tata laksana dengan MIS-C, ternyata hasilnya ber­beda dengan MIS-C sebelum­nya. Penyebabnya memang belum konklusif,” kata Pimprim, saat konferensi pers daring, di Jakarta, kemarin.

Baca juga : Kakang Rudianto Siap Kerja Keras Di Pentas Piala Asia U-20

Meski begitu, dia meminta masyarakat untuk tetap tenang. Masyarakat juga diminta tetap waspada dan selalu mencari in­formasi dari sumber terpercaya sehingga tidak menerima infor­masi yang simpang siur.

“Kita harapkan masyarakat tetap tenang dan tidak panik, tetap waspada, dan pahami betul tentang bagaimana cara mengenali apakah urinnya cukup atau tidak. Jumlah urine yang cukup adalah 1 cc per-kilogram berat badan dan per-jam,” harapnya.

Sementara, di acara yang sama, Plt. Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes Yanti Herman menyatakan, salah satu gejala utama dari gagal ginjal akut pada anak ini adalah terjadinya penurunan drastis volume air kencing yang dikeluarkan.

Baca juga : Anies Kenang Azyumardi Azra Sebagai Penjaga Demokrasi Berkualitas

“Penurunan cepat dan tiba-tiba pada fungsi penyaringan ginjal. Biasanya ditandai dengan peningkatan nitrogen urea darah dan/atau penurunan sampai tidak ada produksi urin sama sekali,” jelas Piprim.

Berkaitan dengan gejala terse­but, Yanti meminta orang tua untuk segera membawa anak ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat jika ditemukan gejala penurunan volume atau tidak ada buang air kecil sama sekali.

Selain itu, Yanti menegaskan gangguan ginjal akut progresif atipikal ini umumnya terjadi pada anak usia 0 sampai 18 tahun dengan mayoritas balita, tidak memiliki riwayat kelainan ginjal, hingga tidak mengalami demam atau gejala infeksi lain dalam 14 hari terakhir. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.