Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Presidensi G20

Rekomendasi Lemhannas Sudah Di Tangan Presiden

Selasa, 18 Oktober 2022 07:55 WIB
Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto. (Foto: Istimewa)
Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Dalam Seminar PPRA LXIV, Ahli Hukum dan Kebijakan Publik, Fakultas Hukum Universitas Indonesia Kris Wijoyo Soepandji turut menyampaikan rekomendasi hasil kajian peserta PPRA LXIV untuk penyelengga­raan G20 tahun depan di India.

Pertama, Presidensi G20 India untuk dapat mendorong adanya traktat atau perjanjian internasional mengenai bentuk komitmen internasional dan mekanisme resolusi konflik.

Sebab, menurut Kris, friksi-friksi geopolitik yang berujung konflik dapat membahayakan perekonomian dunia urat nadi kehidupan manusia.

Baca juga : KSP Pastikan Agenda Pembangunan Tetap Jalan Di Tengah Krisis

“Kedua, kami mendorong perjanjian internasional terkait tindakan luar biasa vaksinasi Covid-19 serta mencegah pan­demi berikutnya yang mungkin terjadi,” ucapnya, saat menjadi salah satu pembicara.

Rekomendasi ketiga, pihaknya mendorong penyelesaian eksternalitas negatif di tiap negara diselesaikan tidak dengan cara intervensi. Melainkan dengan memegang prinsip kesetaraan dan keadilan.

“Dengan menghormati hal tersebut, maka kita bisa mem­bangun kemakmuran bersama dan kesejahteraan bersama secara berkelanjutan,” papar Kris.

Baca juga : Gandeng Telkom, Mayapada Hadirkan Layanan OSSS dan Ruang Tunggu VIP

Apalagi, menurut Kris, Presidensi G20 merupakan forum negara-negara untuk mendorong kemajuan ekonomi bersama.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sebagai pembicara kunci dalam seminar tersebut turut menjelaskan tentang pentingnya kolaborasi.

Retno mengatakan, Indonesia terus mendorong paradigma kolaborasi. Sebab, kolaborasi menjadi vital dalam menghadapi masa-masa yang sangat dinamis seperti saat ini.

Baca juga : Ratusan Milenial Dan Komunitas Becak Kapuas Gelar Konvoi Dukung Ganjar Presiden

“Hanya dengan kolaborasi, kita bisa keluar dari krisis baik politik, geopolitik, maupun kri­sis ekonomi,” katanya.

Hal tersebut, kata Retno, su­dah disampaikan dalam Sidang Majelis PBB ke-77 September lalu. Di sana dibahas bagaimana paradigma kolaborasi ini win-win, bukan zero sum game.

“Maka paradigma kolaborasi, bukan kompetisi, dan paradigma engagement, bukan contain­ment,” tegasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.