Dark/Light Mode

Lawan Intoleransi dan Radikal Terorisme

BNPT Ajak Alumni Pesantren Sebarkan Narasi Agama Damai

Rabu, 19 Oktober 2022 10:18 WIB
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar (ketiga kiri) dalam Halaqah Kebangsaan sekaligus Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil)  Ittihadul Mutakhorrijin Al Falah Ploso (IMAP). (Foto: Dok. BNPT)
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar (ketiga kiri) dalam Halaqah Kebangsaan sekaligus Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil)  Ittihadul Mutakhorrijin Al Falah Ploso (IMAP). (Foto: Dok. BNPT)

RM.id  Rakyat Merdeka - Para alumni pondok pesantren menjadi salah satu garda terdepan dalam menyebarkan agama Islam yang baik dan mendalam. Karena itu, alumni pesantren diajak untuk menyebarkan naras-narasi agama yang damai dan sejuk untuk melawan narasi intoleransi dan radikal terorisme, terutama di media sosial.

Ajakan itu disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar dalam Halaqah Kebangsaan sekaligus Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Ittihadul Mutakhorrijin Al Falah Ploso (IMAP) wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Jateng-DIY), di Hotel Griya Persada, Bandungan, Kabupaten Semarang.

“Momen Halaqah Kebangsaan ini sebagai sarana untuk membangun semangat dalam melakukan perlawanan terhadap segala bentuk narasi intoleransi yang dikumandangkan mereka-mereka yang memiliki pemahaman ideologi terorisme yang tidak sejalan dengan jati diri bangsa kita,” kata Boy, seperti keterangan yang diterima redaksi, Rabu (19/10).

Baca juga : Menteri Basuki Persembahkan Wajah Baru Taman Mini

Menurut Boy, dengan berbagai karakter keislaman dan aliran yang ada di Indonesia saat ini, perlu adanya narasi keagamaan yang sesuai karakter Ahlussunah Wal Jamaah. Sehingga santri ataupun masyarakat pada umumnya tidak mudah dipropaganda oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab yang menginginkan kehancuran lewat radikalisme. “Prinsip Hubbul Wathan Minal Iman bisa membuat Indonesia tetap bersatu dengan keberagaman yang banyak ini,” tegas alumni Akpol 1988.

Boy berpandangan, alumni pesantren memiliki pengalaman lebih dari para santri yang sampai hari ini masih berada di dalam lembaga pendidikan. Karena itu, para alumni bisa tetap menjadi mentor untuk menebarkan suatu hal positif terhadap para santri-santri muda di manapun berada.

Boy melanjutkan, radikalisme dan intoleransi telah dikondisikan penyebarnya secara sistematis dan terstruktur. Oleh karenanya, perlu konsolidasi agar nilai-nilai yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia tidak bisa memporak-porandakan NKRI.

Baca juga : BNPT Gandeng Rumah Komunikasi Lintas Agama

“Ini menjadi sebuah hal yang harus diwaspadai agar tidak mudah dipropaganda dengan nilai yang tidak sesuai jati diri Indonesia. Namun, sampai hari ini kita harus bersyukur karena Indonesia memiliki daya tahan yang baik dalam mengahadapi berbagai rintangan hingga krisis,” tegasnya.

Menjelang peringatan Hari Santri pada 22 Oktober mendatang, ia berharap dan mendorong peringatan tersebut menjadi sebuah momentum untuk terus semakin meningkatkan kesejahteraan pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan yang nyata-nyata eksis di dalam masyarakat. Itu penting agar semangat untuk terus meningkatkan kesejahteraan, perlu dilakukan langkah-langkah komunikasi dengan berbagai pihak, baik dengan pemerintah dan juga kalangan dunia usaha.

Menurutnya, menjadi sebuah modal dan sebuah kolaborasi yang bisa menjadikan peningkatan peran pesantren sebagai lembaga pendidikan yang ikut mewujudkan tujuan nasional bangsa Indonesia, yang salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. “Kita berharap setiap tahun menjadi sebuah momentum dalam penguatan lembaga pondok pesantren yang eksis di tengah-tengah masyarakat,” kata Kepala BNPT.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.