Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Pebulutangkis Muda Indonesia Syabda Perkasa Wafat Usai Kecelakaan
- Ini Sederet Prestasi Almarhum Syabda Perkasa Belawa
- Awal Pekan, Rupiah Masih Kurang Tenaga
- Dubes RI Untuk Inggris Desra Jamu Dan Semangati Tim Indonesia Di All England
- Incar Pasar Anak Muda, Bank Mandiri Relaunching Kartu Kredit Khusus Pegolf
Tantangannya Data, Bukan Duit
Rp 440 Triliun Cukup Untuk Hapus Kemiskinan Ekstrem
Jumat, 21 Oktober 2022 07:50 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Persoalan kemiskinan masih menjadi pekerjaan rumah alias PR berat bagi negara. Namun, Pemerintah optimistis golongan tingkat miskin terparah yang diistilahkan miskin ekstrem dua tahun lagi sudah tidak ada lagi.
Pemerintah berencana menghapus mereka dengan menyiapkan dana sebesar Rp 400 triliun. Dana tersebut bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Pendanaan sudah cukup memadai hampir Rp 440 triliun,” ujar Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan (PMPP) Sekretariat Wakil Presiden, Suprayoga Hadi, dalam dialog yang ditayangkan virtual, kemarin.
Berita Terkait : Yuk Benahi Untuk Capai Financial Goals
Dana Rp 440 triliun sudah disiapkan sejak tahun lalu. Di mana, anggaran itu diserap untuk program dan kegiatan dalam pengurangan beban masyarakat yang tergolong miskin ekstrem.
Juga digunakan untuk program dan kegiatan pemberdayaan dan peningkatan produktivitas. Untuk alokasi dana diyakini tidak ada lagi persoalan.
“Yang menjadi tantangan sebetulnya adalah persoalan data. Jadi bagaimana caranya agar program dan bantuan bisa tepat sasaran,” katanya.
Berita Terkait : RI Siap Sapu Bersih Kemiskinan Ekstrem
Ia menyebutkan berbagai tantangan yang dihadapi Pemerintah. Menurutnya yang paling utama adalah data.
Berdasarkan laporan yang ia terima dari 34 provinsi yang disalurkan program dan bantuan penanggulangan kemiskinan ekstrem hanya ada 20 yang turun.
“Terus 14 provinsi ternyata naik. Setelah kami telisik ternyata sasarannya tidak beres di lapangan,” ucap Suprayoga.
Berita Terkait : Pertamina Siapkan Belanja Modal Rp 168 Triliun untuk Pengembangan EBT
Ia juga menyebutkan contoh lain, yakni data yang tidak akurat menjadi tantangan utama untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem. Yaitu pada saat Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan survei evaluasi program bantuan sosial Desember 2021.
“Setelah kami melakukan uji coba terhadap 35 kabupaten di 7 provinsi. Dari 35 itu hanya 21 kabupaten yang turun kemiskinannya dan sisanya meningkat,” bebernya.
Angka tersebut jelas merupakan kesalahan dari data pendataan. Angka kemiskinan ekstrem jadi tidak turun karena menurutnya program dan kucuran dana bantuan rupanya menyasar kepada mereka yang tidak membutuhkan.
Selanjutnya
Tags :
Berita Lainnya