Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Tantangannya Data, Bukan Duit
Rp 440 Triliun Cukup Untuk Hapus Kemiskinan Ekstrem
Jumat, 21 Oktober 2022 07:50 WIB
Sebelumnya
“Maka persoalan basis data ini perlu dibenahi. Kami berusaha agar exclusion error bisa tertangani bisa terjangkau,” tuturnya.
Di daerah sebetulnya sudah dibentuk tim koordinasi penanggulangan kemiskinan yang disingkat (TKPK). Tim tersebut malah dipimpin langsung oleh pejabat daerahnya.
Seperti wakil gubernur, wakil bupati, atau wakil wali kota. Tapi sayang tim ini belum semua daerah membentuknya.
Baca juga : Yuk Benahi Untuk Capai Financial Goals
“Jadi pencapaian target kemiskinan ekstrem di 2024 adalah melalui konvergensi program dan data pensasaran,” terang dia.
Konvergensi atau pendekatan melalui intervensi pusat menurutnya sudah jelas karena dari sisi pendanaan sudah cukup memadai dari APBN. Saat ini pihaknya berkoordinasi supaya program yang dibentuk bisa lebih tepat sasaran.
Catatan exclusion error atau masyarakat yang tidak berhak menerima tetapi justru menerima bantuan juga disebut sebagai tantangan yang perlu diminimalisasi.
Baca juga : RI Siap Sapu Bersih Kemiskinan Ekstrem
Selain itu, persoalan lembaga pelaksana program menjadi satu tantangan lain untuk menuntaskan masalah kemiskinan ekstrem.
Dari pantauannya sejauh ini terjadi exclusion error di lapangan sebesar 57 persen. Sehingga wajar jika penyaluran program ini tidak tepat sasaran.
“Ke depan kami harapkan jangan sampai terjadi exclusion error sampai 57 persen,” ucap dia.
Baca juga : Pertamina Siapkan Belanja Modal Rp 168 Triliun untuk Pengembangan EBT
Terpisah, Kepala BPS Margo Yuwono menilai data memiliki peran penting. Maka upaya yang dilakukan untuk menurunkan jumlah kemiskinan ekstrem adalah dengan memperkuat basis data.
Setelah soal data bisa dibenahi berikutnya adalah waktu dan multiintervensi kebijakan. Tidak cukup dengan bantuan sosial, upaya ini juga membutuhkan berbagai program pemberdayaan serta mengeluarkan sasaran program dari kantong kemiskinan.
“Artinya, target 2024 itu bisa saja terjadi, tapi butuh effort kolaborasi dari K/L bagaimana mencari kemiskinan ekstrem itu dengan data yang bagus, dengan program yang konvergen kepada kelompok yang menjadi sasaran,” tabdasnya. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya