Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Pertamina Siapkan Belanja Modal Rp 168 Triliun untuk Pengembangan EBT
Sabtu, 24 September 2022 15:59 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - PT Pertamina (Persero) mengalokasikan 14 persen atau sekitar 9,8 miliar dolar AS -11,2 miliar dolar AS atau setara Rp 147 triliun-Rp 168 triliun (kurs Rp 15.000 per dollar AS), dari proyeksi belanja modal (capital expenditure) 2022-2026 sebesar 70-80 miliar dolar AS untuk pengembangan Energi Baru, Bersih dan Terbarukan (EBT).
Hal ini sejalan dengan komitmen Pertamina yang berupaya menggunakan sumber daya domestik untuk memasok kebutuhan energi nasional menuju pembangunan hijau dan dekarbonisasi.
Baca juga : Peringatan HUT BNPP, 12 Tahun Komitmen Membangun Perbatasan
Dannif Danusaputro, Chief Executive Officer Pertamina NRE, Subholding Power and Renewable Energy Pertamina, juga menyampaikan, proyeksi belanja sektor hulu dan hilir.
Dalam proyeksi Pertamina, sektor hulu akan menyerap 45 persen belanja modal dan sektor hulir 37 persen.
Baca juga : PUPR Butuh Rp 300 Triliun Untuk Permak Pelintasan Kereta Api
“Sisa 4 persen untuk portofolio lainnya. Rata-rata perusahaan energi lain memproyeksikan belanja modal sekitar 4,3 persen,” ujar Dannif saat menjadi narasumber pada sesi “Company Strategy to Address Energy Transition and Investment” pada 46th IPA Convention and Exhibition di Jakarta, Kamis (22/9/2022).
Menurut Dannif, kebutuhan biaya untuk melakukan transisi energi sangat besar. Apalagi ini menjadi tuntutan global. Hal ini mengharuskan semua perusahaan mendesain ulang strategi dalam mencapai target produksi diikuti dengan penurunan emisi.
Baca juga : Harus Cari Solusi Atasi Pengangguran Global...
Dia menjelaskan, bauran energi Pertamina juga akan berubah signifikan pada 2030. Pada 2021 bauran energi Pertamina mencapai 2,3 MT Joule dengan 81 persen dari produk pengolahan (tidak termasuk LPG), 15 persen produk pengolahahan LPG dan 3 persen gas.
“Pada 2030, porsi NRE akan naik menjadi 17 persen dan gas 19 persen, sedangkan produk pengolahan turun menjadi 61 persen dan LPG berkurang jadi 3 persen,” katanya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya