Dark/Light Mode

Kemenkes: Setelah 18 Oktober, Hanya Ada 3 Kasus Baru Ginjal Akut

Kamis, 27 Oktober 2022 17:03 WIB
Juru Bicara Kemenkes dr. M Syahril (Foto: YouTube)
Juru Bicara Kemenkes dr. M Syahril (Foto: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Total kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGA) di Indonesia telah mencapai angka 269. Dengan penambahan 18 kasus per Rabu (26/10).

Namun, Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Mohammad Syahril menjelaskan, 18 kasus yang dilaporkan itu bukanlah kasus baru. Melainkan akumulasi dari kasus sebelumnya, yang baru dilaporkan ke Kemenkes.

“Dari 18 kasus ini, hanya ada 3 yang merupakan kasus baru. Saya ulangi, hanya 3 kasus baru. Sisanya adalah kasus lama di September dan awal Oktober, yang baru dilaporkan,” kata dr. Syahril.

Menurutnya, kasus itu terjadi setelah Surat Edaran Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan terbit pada tanggal 18 Oktober 2022.

Surat tersebut meminta Fasilitas Pelayanan Kesehatan, agar tidak memberikan obat dalam bentuk cairan/sirup.

Dengan demikian, setelah tanggal 18 Oktober, hanya ada 3 kasus baru GGA pada anak.

Baca juga : Kemenkes Singapura Umumkan 4 Kasus Subvarian BQ.1 Dan BQ1.1

"Kami tegaskan, setelah tanggal 18 Oktober, hanya ada ada 3 kasus baru. Saat ini, ketiganya sedang menjalani perawatan,” ujar dr. Syahril.

Dia menuturkan, tidak adanya lonjakan kasus, merupakan dampak dari kebijakan penghentian sementara penggunaan obat sirup pada anak.

Saat ini, pemerintah terus memantau perkembangan kasus ginjal akut. Terutama di 5 provinsi dengan jumlah kasus tertinggi yakni DKI Jakarta, Aceh, Bali, Banten dan Jawa Barat.

Kebijakan antisipatif masih dan terus dilaksanakan Kemenkes, untuk menekan angka kesakitan dan angka kematian akibat ginjal akut.

Dari sisi tracing, sejak Agustus lalu, Kemenkes bersama seluruh Dinkes dan RS melakukan kegiatan surveilans untuk mendata semua provinsi/kabupaten/kota yang melaporkan kasus ginjal akut, untuk mempercepat penanganan ini.

Kegiatan surveilans ini, ditindaklanjuti dengan pemeriksaan laboratorium dan intoksikasi kemungkinan zat toksik, untuk mengetahui penyebab pasti kasus ginjal akut.

Baca juga : Ombudsman Desak Pemerintah Tetapkan KLB Gagal Ginjal Akut

Dari sisi terapeutik, sebagai langkah awal, Kemenkes telah mendatangkan 30 vial Antidotum Fomepizole dari Singapura, yang akan datang secara bertahap.

Sebanyak 20 vial sudah tiba di Indonesia pada 10 dan 18 Oktober lalu, dan telah digunakan untuk pengobatan di RSCM. Hasilnya, kondisi pasien ginjal akut mengalami perbaikan.

Selanjutnya, 10 vial lagi yang dijadwalkan tiba hari ini, akan didistribusikan ke RS rujukan pemerintah yang merawat pasien ginjal akut.

Selain Singapura, Kemenkes juga mendatangkan 16 vial Antidotum Fomepizole dari Australia pada 22 Oktober lalu, dan telah didistribusikan ke sejumlah rumah sakit. Antara lain RS M. Djamil Padang, RS Soetomo Surabaya, RS Adam Malik medan, dan RS Zainul Abidin Aceh.

Sebagai hasil diplomasi bilateral dengan Kanada saat Pertemuan Menteri Kesehatan Negara G20, Indonesia juga mendapatkan donasi berupa 200 vial Antidotum Fomepizole dari Takeda, yang akan tiba minggu depan.

Setibanya di Indonesia, obat injeksi ini akan langsung didistribusikan ke seluruh RS pemerintah dan diberikan gratis kepada seluruh pasien.

Baca juga : Alhamdulillah, Sejak 22 Oktober, Kasus Gagal Ginjal Akut Tidak Bertambah

“Obat Fomepizole sepenuhnya diberikan secara gratis kepada pasien, sebagai bagian dari terapi/pengobatan,” tegas dr. Syahril.

Kemenkes menghimbau masyarakat untuk tetap tenang. Jangan panik berlebihan. Terpenting, masyarakat dapat berpartisipasi penuh untuk mengantisipasi ginjal akut pada anak, dengan selalu waspada.

Untuk sementara, jangan berikan obat dalam bentuk cair/sirup kepada anak.

dr. Syahril mengatakan, dukungan seluruh pihak sangat menentukan keberhasilan penanganan ginjal akut di Indonesia.

Semua pihak diharapkan dapat bersinergi dan berkolaborasi, untuk menyelamatkan nyawa anak Indonesia sebagai prioritas utama.

"Tujuan kita adalah demi kesehatan masa depan anak anak kita,” pungkasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.