Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Optimalkan Potensi Ekonomi Daerah

Pemerintah Kembangkan Komoditas Hortikultura Berorientasi Ekspor

Minggu, 27 November 2022 08:12 WIB
Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso (Foto: Dok. Kemenko Perekonomian)
Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso (Foto: Dok. Kemenko Perekonomian)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah Pusat menguatkan kolaborasi antar Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan pihak swasta dengan menggandeng masyarakat dalam mengoptimalkan potensi ekonomi daerah. Salah satu upaya kolaborasi tersebut terwujud dalam Program Pengembangan Hortikultura Berorientasi Ekspor dengan pola Creating Shared Value (CSV) di bawah koordinasi Kemenko Perekonomian.

Upaya tersebut dilakukan melalui pengembangan kawasan sentra produksi komoditas unggulan daerah yang diarahkan untuk peningkatan ekspor dan substitusi impor melalui kerja sama kemitraan antara petani dan pelaku usaha. Salah satu lokasi pengembangan hortikultura berorientasi ekspor komoditas Pisang Cavendish di Desa Maskuning Kulon, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, telah berhasil melakukan panen perdana, Sabtu (26/11). Pada kesempatan tersebut, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar mengapresiasi keberhasilan panen pertama Pisang Cavendish dan mendukung berbagai program Pemerintah dalam upaya percepatan ekonomi di desa.

Selanjutnya, Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa panen perdana Pisang Cavendish tersebut merupakan panen yang lebih cepat jika dibandingkan dengan panen pisang dalam program yang sama di Kabupaten Ponorogo, yakni hanya membutuhkan waktu kurang lebih 10 bulan. Penanaman Pisang Cavendish di Desa Maskuning Kulon dilakukan pada 29 Januari 2022. 

Baca juga : Pulihkan Ekonomi, Pemerintah Genjot Hilirisasi

“Program ini kita inisiasi bersama-sama dan akan dilakukan di 11 Kabupaten di Indonesia. Saat ini sudah berjalan di 8 kabupaten. Banyak Kepala Daerah lain yang sudah mengajak diskusi untuk program ini. Jadi, kami ingin di setiap daerah kita demplot dulu. Di daerah ini luasnya 1,8 hektar yang ditanami sekitar 4.400 pohon. Hari ini kita lihat panennya, dan termasuk yang paling bagus. Para petani di sini bisa melihat bahwa ini memang betul-betul program nyata yang secara ekonomi juga bisa menjadi harapan mereka,” jelas Susiwijono, seperti keterangan yang diterima RM.id, Sabtu (26/11).

Susiwijono menekankan, program tersebut bukan bagian dari corporate social responsibility (CSR), melainkan share value dengan petani karena konsep awalnya memang memberdayakan petani. Program yang telah dilakukan, khususnya di Jawa Timur dan diharapkan dapat direplikasi di daerah lain.

Secara rinci, pelaksanaan Program Pengembangan Hortikultura Berorientasi Ekspor tersebut dilakukan di Kabupaten Tanggamus (Lampung), Kabupaten Jembrana (Bali), Kabupaten Bener Meriah (Aceh). Di Pulau Jawa, program tersebut dilakukan di Kabupaten Garut (Jawa Barat), Kabupaten Sukabumi (Jawa Barat), Kabupaten Blitar (Jawa Timur), Kabupaten Ponorogo (Jawa Timur), dan Kabupaten Bondowoso (Jawa Timur).

Baca juga : Mendorong Daerah Wujudkan Kemandirian Energi Bersih

Susiwijono mencontohkan di dalam negeri, salah satu peluang pasar pisang di Indonesia adalah Bali, yang memiliki kebutuhan paling tinggi karena pisang dibutuhkan dalam upacara adat dan hotel sehingga dikirim kurang lebih 5.000 karton dari Lampung setiap minggu. “Di Jawa Timur pun nanti tentu kita penuhi pasar domestiknya dulu, lalu kita bicara skalanya untuk ekspor. Pasti untuk ekspor ada skala ekonominya,” ujar Susiwijono.

Susiwijono menyampaikan, Indonesia baru saja menembus pasar ekspor pisang ke China dan pisang tersebut akan diekspor dari Lampung. Susiwijono juga menyampaikan, berdasarkan nilai daya saingnya, pisang Indonesia sebenarnya jauh lebih kompetitif dibanding pisang Filipina.

“Ketahanan pangan menjadi salah satu isu prioritas dalam G20 dan juga menjadi lampiran dalam program-program G20 Bali Leaders’ Declaration kemarin. Karena itu, kalau ada program-program kemitraan BUMDes, dan sebagainya, kalau ada kesulitan dari skema pembiayaan, kita bisa duduk bersama. Karena ada banyak sekali komitmen dana yang justru kekurangan program konkretnya. Artinya, di tengah-tengah kondisi global yang tidak mudah, komitmen untuk membiayai ketahanan pangan luar biasa,” ungkap Susiwijono.

Baca juga : Telkom Dongkrak Potensi Ekonomi Digital Bagi UMKM

Menutup sambutannya, Susiwijono kembali menekankan pentingnya kolaborasi dalam pengembangan program berorientasi ekspor karena tujuan utamanya sangat tepat yakni menggunakan pola CSV untuk memberdayakan petani. Selain panen pisang, pada kesempatan tersebut juga dilakukan temu wicara dengan para petani dan melakukan survei ke tempat packaging. Selain itu dalam kesempatan tersebut juga dilakukan pemberian santunan kepada anak yatim.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.