Dark/Light Mode

Eksklusif Rakyat Merdeka Dengan Presiden RI

Jokowi Terapkan Kerja Total Football

Rabu, 15 Februari 2023 06:48 WIB
Presiden Jokowi (Foto: Randy Trikurniawan/RM)
Presiden Jokowi (Foto: Randy Trikurniawan/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi menerapkan gaya kerja total football. Artinya, bekerja keras, turun hingga ke lapisan terbawah. Tidak sekedar mengurus kebijakan makro atau strategi besar, tapi harus detail dan fokus.

“Sebetulnya, Presiden nggak harus ngurus sampai sedetil itu. Tapi untuk sekarang, diperlukan. Dulu, yang dilihat kebijakan makro, strategi besarnya saja. Sekarang, nggak cukup. Nggak akan jalan kalau cuma begitu. Kalau nggak dikontrol, dicek ya nggak jalan. Saya ngurusin inflasi pun, sampai ngecek harga-harga di pasar setiap hari,” kata Presiden Jokowi kepada Rakyat Merdeka, yang mewawancarai secara eksklusif, Selasa (14/2/2023) pagi.

Tim Rakyat Merdeka yang diterima Presiden adalah Kiki Iswara Darmayana (Direktur Utama/CEO RM Group), Ratna Susilowati (Direktur Pemberitaan) dan Ricky Handayani (Pemimpin Redaksi) serta Randy Trikurniawan (Wartawan Foto). 

Selama hampir dua jam, Rakyat Merdeka diterima Presiden di Istana Kepresidenan Jakarta. Banyak hal diceritakan. Terkait situasi global, tahun politik dan yang cukup seru tentang kinerja kabinet. Berikut kutipannya.

Baca juga : Presiden Jokowi: Bisa Rabu Pon, Pahing, Wage….

Presiden berulang kali mengatakan bahwa tahun 2023 kondisi global dibayangi awan gelap, bahkan akan datang badai besar. Sejumlah negara menjadi pasien IMF, sementara Indonesia dianggap diamond spot in the dark. Apakah ini artinya resesi atau krisis tak akan mampir ke Indonesia?

Di kuartal ke IV 2022, tekanan terhadap ekonomi global agak mereda. Tidak seperti ketakutan-ketakutan awal. Bayangannya sangat gelap dan buruk sekali. Ternyata tidak kejadian. Alhamdulillah, secara year on year pertumbuhan ekonomi kita berada di 5,31 persen, dan inflasi 5,28 persen. Defisit fiskal kita juga bagus. Purchasing Managers Index (PMI) kita 51,3. Kredit perbankan tumbuh 12 persen. Kredit UMKM tumbuh 10 persen. Angka-angkanya sangat baik. Sehingga kita punya alasan kuat untuk mengatakan bahwa kita harus optimis. Tetapi tetap hati-hati, karena ancaman risiko global masih ada. 

Kuncinya adalah kerja bersama, sinergi kebijakan. Antara fiskal dan moneter harus berjalan beriringan. Ini tidak mudah. Politik dan ekonomi juga harus terkelola dengan baik. Pusat dan daerah, harus kerja sama-sama. Inflasi, misalnya, kita mengatasi bareng-bareng, sehingga bisa direm. Dari sebelumnya 5,9 persen sekarang 5,28 persen. Kerja-kerja seperti ini sebelumnya sulit. Tapi, di bawah tekanan, kita malah bisa. Nah, mengkonsolidasi situasi begini tidak mudah.

Sudah terlalu lama, kita terlalu sektoral sekali. Yang paling terbukti, saat penanganan Covid. Semua bekerja bareng. Jadi, sekali lagi tidak ada alasan untuk pesimis. Kita optimis, ekonomi di tahun 2023 ini akan terus tumbuh. Perkiraannya, masih di atas 5 persen. Dan harus terus ditingkatkan. Tetap hati-hati dan waspada terhadap ancaman-ancaman dan risiko ketidakpastian global yang sulit dihitung atau dikalkulasi.

Baca juga : Presiden: Jangan Gambling Pada Yang Tidak Kita Yakini

Meskipun ekonomi dunia mendung, pertumbuhan ekonomi kita bisa mengalahkan Amerika dan China. Sedangkan di ASEAN, kita tergolong papan atas. Posisi ini tentu sangat bagus, di saat Indonesia juga menjabat di Keketuaan ASEAN. Tetapi ada ancaman lain, konflik di Indo Pasifik. 

Konflik geopolitik termasuk hal-hal yang tidak pasti dan sulit dihitung. Misalnya, tahu-tahu ada perang Ukraina. Itu tidak ada kalkulasinya dari lembaga internasional mana pun. Ini harus kita waspadai. Stabilitas perdamaian yang ada di kawasan ASEAN sangat menentukan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Asia. Oleh sebab itu, tema Keketuaan ASEAN, ASEAN Matters: Epicentrum of Growth. Kita ingin konsentrasi pada pentingnya posisi ASEAN sebagai episentrum pertumbuhan ekonomi. Saya lihat, kita bisa. Kita punya peran penting dalam menjaga perdamaian di kawasan ini. Dan sudah berkali-kali saya sampaikan, bahwa di tengah rivalitas geopolitik yang semakin tajam, ASEAN tidak boleh jadi proxy negara mana pun. Proxy siapa pun. ASEAN harus terus menjadi kawasan yang stabil dan damai. Ini yang akan diperjuangkan Indonesia. 

Bapak Presiden berulang kali menyatakan, kita harus waspada dengan kondisi global yang tidak menentu. Bagaimana menerjemahkan kata “waspada” di pemerintahan? Menteri-menteri apakah semuanya sudah bekerja maksimal dan bisa menyesuaikan diri dengan kondisi global yang serba tak pasti?

Saya selalu menyampaikan agar (menteri-menteri) hati-hati dan waspada. Ancaman dan risiko global sekarang ini, betul-betul sulit dihitung. Sulit dikalkulasi. Menteri-menteri harus bekerja mikro dan makro. Secara detil, fokus. Di era sulit, semua memperebutkan peluang. Sehingga kuncinya kecepatan. Pertama, memperebutkan investasi, misalnya. Siapa cepat dia dapat. Menteri-menteri bekerja harus total football. Saling mendukung. Tidak mudah mengkonsolidasikan semuanya, dalam lingkup negara besar seperti Indonesia. 

Baca juga : Presiden Luncurkan Kartu Tani Digital Dan Serahkan KUR BSI Di Aceh

Yang kedua, hilirisasi sumber daya mineral. Waktunya ya sekarang ini. Kalau tidak sekarang, akan lebih sulit. Semua komoditas harus dihilirisasi. Dan saya cek ini semua. Misalnya, hilirisasi Nikel sudah sampai mana, tembaga sampai mana. Jumat besok saya mau lihat pembangunan smelter Freeport. Lalu awal Maret nanti saya juga mau cek pembangunan smelter tembaga di Amman Mineral. Saya juga mau ke Kepri dan Kalimantan Barat. Mau lihat hilirisasi Bauksit. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.