Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Belajar Jauh Di Negara Orang
Jangan Lupa Pulang, Bangun Negeri Kita
Senin, 20 Februari 2023 07:50 WIB
![Direktur Eksekutif Center for Education Regulations and Development Analysis (CERDAS) Indra Charismiadji. (Foto: Dok. Pribadi) Direktur Eksekutif Center for Education Regulations and Development Analysis (CERDAS) Indra Charismiadji. (Foto: Dok. Pribadi)](https://rm.id/images/img_bg/img-750x390.jpg)
Sebelumnya
Mahasiswa bisa belajar dari Arizona Sampoerna University. Serta bisa mengakses sumber daya keduanya secara bersamaan. Dan, menjadi bagian jaringan atau network 295 ribu alumni Arizona di seluruh dunia.
Berdasarkan Center for World University Rankings, University of Arizona saat ini berada di rangking ke-69 dari 20 ribu lebih universitas di dunia. Kemudian, Arizona’s Eller College of Management juga masuk top 20 Universitas S1 di Amerika, untuk program public business.
Metode pembelajaran Sampoerna University ini pun didukung oleh Plt Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kemendikbudristek Nizam.
Menurutnya, apa yang dilakukan Sampoerna University menjadi wujud nyata implementasi Kampus Merdeka.
Baca juga : Buronan KPK Punya Banyak Teman Polisi
“Rata-rata nasional lulusan perguruan tinggi membutuhkan waktu empat bulan untuk mendapatkan pekerjaan, sedangkan alumni program Kampus Merdeka membutuhkan waktu 0,3 hingga 2,8 bulan,” kata Nizam dalam keterangannya kepada Rakyat Merdeka.
Bisa menempuh pendidikan di luar negeri, bahkan hingga ke Amerika barangkali bagi sebagian orang hanya menjadi mimpi. Banyak alasannya, mulai dari keterbatasan ekonomi sampai minimnya akses dan kesempatan.
Namun tidak bagi Andhika Hardani Putra (32). Pria kelahiran Surabaya, Jawa Timur ini jatuh bangun untuk bisa melamar beasiswa ke Amerika.
Andhika menempuh S1 jurusan Kedokteran Hewan di Universitas Airlangga, Surabaya, dan bermimpi menjadi dokter hewan spesialis di bidang Veterinay Dermatology (Kulit Hewan).
Baca juga : Ganjaran Buruh Berjuang Jembatani Kepentingan Buruh Dan Pengusaha
Pria yang akrab disapa Dhika ini kemudian berkesempatan externship bidang kulit di Kasetsart University di Thailand tahun 2016 selama satu bulan.
Mendengar ada info residensi dan beasiswa dokter hewan di Amerika, ia langsung memutuskan keluar dari klinik, pulang ke Surabaya dan mempersiapkan IELTS (International English Language Testing System) hingga dua bulan tidak bekerja alias pengangguran demi fokus persiapan.
“Iya saya ‘bakar’ tabungan belajar sana-sini untuk kursus. Kemudian diterima kerja part-time sebagai dokter hewan di CaroVet, Surabaya sampai tahun 2018. Saya terus berusaha untuk meraih beasiswa ke Amerika,” ucap Dhika saat berbincang dengan Rakyat Merdeka.
Pada April 2017, dia hanyamenjadi alternate candidate. Dia tak putus asa, terus berjuang untuk mendapatkan GRE (Graduate Record Examinations), yang akhirnya diraih pada Juli 2018. Dhika berhasil mendapatkan beasiswa fullbright ke Amerika.
Baca juga : Di Tengah Tantangan Ekonomi 2023, BSI Punya Peluang Pasar Syariah
Berkat kerja keras dan usahanya, dia lulus dengan IPK sempurna, 4.00/4.00 dan mendapat gelar Master of Science in Veterinary Medical Sciences, University of Florida, AS (2018-2020). Kemudian mengambil internship di Dermatology Speciality Intern University of Georgia Veterinary Teaching Hospital (2020-2021).
Mau bagaimana pun jalan yang kita tempuh, penting bagi seorang berdarah Indonesia memiliki tanggung jawab membangun negaranya.
Sejauh apa pun kita pergi ke negeri orang, jangan lupa pulang untuk mengabdi kepada Ibu Pertiwi. Karena kalau bukan anak muda yang menjadi generasi penerus bangsa, siapa lagi? ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya