Dark/Light Mode

Nurbaya Ajak Delegasi Kongres AS Tanam Mangrove di Pesisir Jakarta

Kamis, 13 April 2023 05:46 WIB
Menteri LHK Siti Nurbaya bersama  Delegasi Kongres AS Tanam Mangrove Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk, Jakarta Rabu (12/4).
Menteri LHK Siti Nurbaya bersama Delegasi Kongres AS Tanam Mangrove Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk, Jakarta Rabu (12/4).

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya bersama United States’ Congressional Delegation/Delegasi Kongres AS melakukan kunjungan kerja ke Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk, Jakarta.

Setibanya, Siti mengajak Delekasi Kongres AS menanam pohon mangrove di kawasan Taman Wisata Alam  Angke Kapuk, Jakarta Rabu (12/4). 

Dalam kegiatan penanaman di TWA Angke Kapuk ini, Siti menjelaskan kepada Delegasi Kongres AS terkait proses rehabilitasi pesisir sekitar TWA. Kawasan TWA Angke Kapuk dahulu sempat digarap oleh puluhan penambak liar. 

Kemudian kawasan ini mulai direstorasi tahun 1998. Perubahan kawasan dari hutan menjadi areal tambak ikan tidak hanya menghilangkan pepohonan namun juga merusak alam dan ekosistem mangrove. 

Baca juga : Komunitas Nelayan Pesisir Lampung Ajak Warga Pesawaran Tanam Hutan Mangrove

Setelah 12 tahun berjuang untuk membersihkan kawasan dari penggarap illegal dan menanami kembali mangrove yang hilang, kata Siti, akhirnya TWA Angke Kapuk diresmikan pada 25 Januari 2010. 

Setelah mendapatkan penjelasan, Delegasi Kongres AS memberikan apresiasi atas upaya rehabilitasi pesisir dengan penanaman mangrove. 

Diketahui, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kawasan mangrove terbesar di dunia. Berdasarkan peta Mangrove Nasional pada tahun 2021, kawasan mangrove di Indonesia mencapai luasan sebesar 3.364.080 juta Ha. 

Luasan tersebut, terbagi menjadi beberapa kategori, yaitu mangrove lebat seluas 3.121.240 Ha atau 92,78% dari total luasan. Mangrove sedang seluas 188.366 (5,60%), dan mangrove jarang seluas 54.474 Ha (1,62%). 

Baca juga : Bawaslu Ajak Kaum Muda Awasi Konten Media Sosial

Lebih lanjut Siti mengatakan, ekosistem mangrove memiliki fungsi yang sangat penting bagi lingkungan hidup dan ekonomi masyarakat di sekitarnya. Mangrove menyediakan bahan baku yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar, seperti hasil hutan bukan kayu, sumber pangan, hasil ikan, dan sebagainya. 

Mangrove juga dapat tumbuh dekat dengan tempat wisata seperti terumbu karang dan pantai berpasir yang dapat memberikan pengetahuan dan kesempatan untuk melihat satwa liar.

Selain itu, ekosistem mangrove ikut berperan sebagai benteng untuk melindungi pantai dari abrasi, gelombang kuat, badai, dan naiknya permukaan laut. Yang tidak kalah penting, ekosistem mangrove merupakan habitat penting tempat berkembang biak ikan dan satwa lainnya.  

“Mangrove merupakan salah satu ekosistem yang paling efektif untuk menangkap atau menyerap, karbon dioksida (CO2) dari atmosfer dan menyimpannya dalam biomassa dan tanah organik yang membuatnya tetap stabil,” terangnya. 

Baca juga : Pemerintahan Gelar Literasi Digital Untuk ASN dan SDM di Yogyakarta

Selain itu, ekosistem mangrove yang terjaga dengan baik dapat menyimpan karbon 3-5 kali lebih banyak dari hutan terestrial biasa. Karbon yang tersimpan di ekosistem mangrove Indonesia diperkirakan mencapai 3,0 Gton CO2e. Kemudian karbon yang tersimpan di mangrove dan padang lamun di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 3,4 Gton CO2e, sekitar 17% dari simpanan blue carbon di dunia. 

Sebelumnya, Delegasi Kongres AS juga melakukan rapat bersama di Manggala Wanabakti membahas membahas isu-isu iklim dan pengelolaan keanekaragaman hayati khususnya Primata/Orangutan. ■

 
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.