Dark/Light Mode

Bawaslu Ajak Kaum Muda Awasi Konten Media Sosial

Sabtu, 25 Maret 2023 06:45 WIB
Ketua Bawaslu Rahmat Bagja. (Foto: Antara).
Ketua Bawaslu Rahmat Bagja. (Foto: Antara).

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Bawaslu Rahmat Bagja meminta pemilih muda atau kaum zilenial ikut mengawasi konten-konten pemilu di media sosial (medsos). Apalagi anak muda sangat melek teknologi dan informasi.

“Di tangan anak muda inilah, harus dipastikan bahwa seluruh tahapan Pemilu 2024 berhasil dijalankan dengan baik,” kata Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Rahmat Bagja di Jakarta, kemarin.

Bagja berharap, kaum muda tidak apa­tis terhadap politik dan pemilu. Sebab, potensi suara anak muda saat ini sangat besar dan dapat mempengaruhi Indonesia ke depan nanti.

Baca juga : Bertemu Jokowi, Ketum Solmet Minta Moratorium PMI Ke Malaysia

“Siapa yang mendapatkan suara anak muda, biasanya bisa menjadi calon presi­den atau parpolnya akan lebih dipilih,” katanya.

Selain itu, Bagja juga mengajak anak-anak muda mengetahui dan mencari rekam jejak calon yang akan dipilih. Dia juga meminta anak-anak muda mengecek calon partai politik, calon legislatif dan calon presiden-wakil presiden yang akan dipilihnya.

“Apakah janjinya ter-delivery atau tidak. Hukumannya bagi yang tidak ter-deliver, jangan dipilih lagi,” tegasnya.

Baca juga : Ada 59.478 Ketidaksesuaian Prosedur Dalam Proses Coklit

Bagja juga mengajak anak muda tidak menganggap politik uang sebagai hal biasa. Untuk itu, dia meminta anak muda bersama-sama mengawasi jika ada politik uang, politisasi identitas dan hoax. “Ataupun berita SARA saat pemilu atau pemilihan,” ujarnya.

Sementara, Kasubdit 1 Dittipidsiber Bareskrim Polri Kombes Reinhard Hutagaol mengatakan, jelang Pemilu 2024 di media sosial (medsos) sudah banyak komentar hingga konten yang merujuk pada kampanye positif dan negatif.

“Kita dari patroli siber sudah mengi­dentifikasi ada peningkatan komen-komen yang pro dan kontra,” katanya.

Baca juga : Di Balik Kisah Sukses Konten Kreator Romario Kusno

Reinhard menegaskan, sejauh ini pihaknya telah berhati-hati menangani konten-konten maupun komentar warga­net yang mengarah pada kampanye hitam maupun kampanye negatif.

“Kalau kita terlalu straight (keras), akan dituduh mengekang kebebasan berpendapat. Jadi, kita cari yang alternatif juga dalam hal ini,” tuturnya.

Meski demikian, Reinhard mengaku tidak lupa untuk bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) ketika menemukan perilaku tersebut.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.