Dark/Light Mode

Program Pencegahan Sakit Jantung Diperluas, Skrining Bisa Dilakukan Di Posyandu

Sabtu, 27 Mei 2023 17:42 WIB
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono (Foto: Ist)
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan, program promotif preventif untuk mencegah penyakit jantung akan diperluas ke Posyandu.

Sebelumnya, program ini hanya dilakukan di Puskesmas. Perluasan skrining tersebut meliputi pemeriksaan profil lipid dan hipertensi.

Menurutnya, langkah ini dilakukan karena jumlah faskes primer Puskesmas terbatas, yakni hanya 10 ribu unit. Sementara Posyandu, ada 300 ribu unit, yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

"Jumlah ini bisa meng-cover dan mengidentifikasi penyakit jantung lebih cepat,” kata Wamenkes, saat membuka 32nd Annual Scientific Meeting of the Indonesian Heart Association (ASMIHA) 2023, seperti keterangan yang diterima RM.id, Sabtu (27/5).

Dante menambahkan, perluasan area skrining akan didukung  ketersediaan tenaga kesehatan. Kemenkes akan memberikan pelatihan kepada 1,5 juta kader kesehatan agar bisa melakukan deteksi dini faktor risiko penyakit jantung, serta pelatihan EKG kepada dokter umum dan perawat. 

Baca juga : Awas, Harga Si Manis Melonjak Di Tanah Air

Dukungan lain yang akan diberikan pemerintah adalah dengan memenuhi alat kesehatan untuk deteksi dini di puskesmas, serta memperluas manfaat JKN untuk deteksi dini jantung.

"Deteksi dini jantung sangat penting dilakukan untuk menekan faktor risiko penyakit jantung, kita dorong agar ini bisa masuk ke dalam BPJS Kesehatan," tuturnya.

Di samping program promotif preventif, Kemenkes juga akan meningkatkan upaya kuratif dengan menambah jumlah fasilitas pelayanan kesehatan rujukan yang mampu menangani penyakit jantung.

Dikatakannya, saat ini hanya ada 40 rumah sakit dari 514 kabupaten/kota yang mampu melakukan kateterisasi penyakit jantung (cathlab).

Upaya peningkatan dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah, rumah sakit nasional maupun internasional.

Baca juga : Maman Yakin Timnas Bisa Unjuk Prestasi Di Piala Asia

Di antaranya, memberikan dana bantuan ke 150 rumah sakit untuk memenuhi alkes, penandatanganan kerja sama dengan 24 provinsi untuk pengembangan layanan di RSUD serta pengampuan tindakan intervensi dan pembedahan jantung di 37 RS.

“Dengan distribusi yang merata dan optimalisasi jejaring rumah sakit nasional, ditargetkan seluruh daerah di Indonesia bisa melakukan kateterisasi pada 2027 dan sekitar 50 persen ditargetkan rampung pada 2024,” terang Dante.

Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit kardiovaskular penyebab kematian tinggi di Indonesia.

The Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) tahun 2019, melaporkan sebanyak 245.343 meninggal akibat penyakit jantung koroner dan 50.620 meninggal karena penyakit jantung hipertensi di Indonesia.

Jantung juga menjadi salah satu penyakit yang memakan biaya sangat besar. Menurut data BPJS Kesehatan tahun 2022, penyakit jantung telah menghabiskan biaya kesehatan sebesar 12,14 triliun.

Baca juga : Menhan Prabowo Janji Penuhi Kebutuhan Alutsista Untuk Operasi Di Papua

Kolaborasi dari seluruh pihak sangat diperlukan. Termasuk dari ASMIHA dan PERKI untuk mendukung pemerintah menangani masalah kesehatan jantung.

Utamanya, melalui edukasi kesehatan dan peningkatan kualitas tenaga kesehatan di Indonesia.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.