Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Dari Industri 4.0 Hingga Bioprospektif
Menperin Dorong Kerja Sama Baru Indonesia-China
Jumat, 7 Juli 2023 07:45 WIB
Sebelumnya
Terkait perjanjian ASEAN-China Free Trade Area (ASEAN-China FTA) yang telah diimplementasikan sejak 1 Januari 2010, Menperin berharap, perundingan dapat berjalan baik, sehingga mampu menyempurnakan hal yang sudah ada. “Khususnya pada isu-isu inisiatif baru seperti ketahanan rantai pasok, ekonomi digital, ekonomi hijau dan konektivitas,” jelasnya.
Selain tawaran kerja sama dari China, Indonesia turut mengusulkan potensi kerja sama lainnya, yakni terkait industri farmasi dan industri hijau.
Berkaitan kerja sama industri farmasi, Agus menyampaikan, bahan baku obat saat ini belum dieksplorasi, sehingga masih bergantung pada impor. Indonesia mengharapkan pengembangan investasi dari China atas bahan baku obat selain paracetamol.
Baca juga : Dari Industri 4.0 Hingga Bioprospektif, Menperin Dorong Kerja Sama Baru RI-RRT
“Sistem kesehatan Indonesia saat ini merupakan salah satu yang terbesar di dunia, menjangkau 240 juta penduduk dengan turnover value mencapai 40 miliar dolar AS. Karenanya, pendalaman struktur industri farmasi sangat penting dilakukan,” jelasnya.
Kerja sama lainnya yang ditawarkan Indonesia adalah pengembangan industri hijau yang memprioritaskan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan.
Industri hijau juga penting, seiring meningkatnya kebutuhan pasar akan produk hijau, serta peraturan tentang praktik berkelanjutan di pasar global seperti ecolabel, carbon tax, carbon border adjustment mechanism, environmental management system, atau sertifikat lain yang menjamin legalitas sumber daya.
Baca juga : Terbang Ke China, Menperin Bakal Bahas Kerja Sama Industri
Partai Golkar itu berharap, Indonesia-China bisa bisa bekerja sama untuk mengembangkan green products melalui industri bioprospektif yang memproses sumber daya biologis, termasuk tumbuhan, mikroorganisme, dan hewan.
“Salah satu potensi sumber daya untuk industri ini yang dimiliki Indonesia adalah rumput laut dan mikroalgae yang dapat diproses menjadi bahan baku bio produk, seperti bagi bioplastic, biofuels, dan pupuk,” ungkapnya.
Menperin juga berharap, bisa segera berdiskusi bersama dan menghasilkan perjanjian yang mengikat antara kedua negara mengenai pengembangan manufaktur.
Baca juga : Maknai Idul Adha, Zulhas Ingatkan Pentingnya Pengorbanan Demi Kemajuan Indonesia
Hal itu mencakup kerja sama pengembangan EV, photovoltaic, talent development, dan industri bioprospektif.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya