Dark/Light Mode
RM.id Rakyat Merdeka - Setelah polemik Undang-Undang KPK mereda, jagat dunia maya kembali diramaikan dengan perbincangan politik. Warganet kembali bertanya-tanya, juga menebak-nebak, calon menteri yang akan membantu Jokowi di periode kedua pemerintahannya.
Jokowi memang belum memberi kabar pasti, kapan akan mengumumkan Kabinet Kerja Jilid II. Jokowi juga belum memberi kabar pasti, siapa saja yang akan diangkatnya menjadi menteri. Namun, berkali-kali Jokowi menyatakan, ia memberi ruang bagi siapa pun baik dari parpol, relawan atau pihak mana pun mengajukan nama-nama calon menteri.
“Silakan ajukan calon menteri, saya kan terbuka. Namun, sesuai konstitusi, memilih menteri itu hak prerogatif presiden,” tegas Jokowi mengingatkan.
Hal itu disampaikan Jokowi secara eksklusif saat menerima rombongan Rakyat Merdeka di Istana Bogor, bulan lalu.
Perbincangan soal calon menteri memang kembali memanas. Pemicunya setelah Jokowi memanggil Syafii Maarif ke Is tana, Kamis lalu. Dalam pertemuan itu, Buya, sapaan akrab Syafii Maarif, mengaku diminta Jokowi untuk memberi masukan terkait pembentukan kabinet.
Baca juga : Menolak Tawaran Menteri
Kepada wartawan, mantan Ketum PP Muhammadiyah itu memberi masukan, agar Jokowi tidak pilih menteri yang tak bikin kacau. Buya juga memberi saran agar Jokowi memperhatikan suara dari kalangan masyarakat sipil. Tidak hanya dari parpol.
"Masukan saya adalah kelanjutan dari pembentukan zaken ka binet yang sudah saya sampaikan sebelumnya,” kata Buya, saat dikontak Rakyat Merdeka, tadi malam. Zaken kabinet merupakan isti lah untuk kabinet yang diisi para profesional.
Prinsip utama pembentukan kabinet ini adalah pada sistem meritokrasi. Atau menempatkan orang yang tepat di tempat yang tepat. Buya bilang, kabinet profesional itu artinya menteri yang dipilih memiliki kompetensi integritas, dan punya bidang keahlian.
Zaken kabinet bukan berarti menteri tidak boleh dari parpol. Boleh saja. Hanya, nama menteri yang diusulkan parpol harus lebih dari satu. Agar Presiden bisa memilih siapa yang menurutnya layak. Buya merasakan, ada banyak tekanan dari parpol ke Jokowi. Tapi, dia melihat Jokowi tidak bimbang dan galau dalam memilih.
“Orang sekitar presiden harus loyal. Tapi bukan yes man. Menteri yang selalu ngomong iya kepada atasan. Tapi seorang yang mampu bekerja untuk bangsa dan negara,” ungkapnya.
Baca juga : Kemenhub Kembangkan Pelacak Kapal Awasi Pelayaran Perintis
Ternyata, Jokowi tidak hanya bertemu Buya. Jokowi juga bertemu politisi PDIP, Adian Napitupulu. Dalam pertemuan itu, Adian mengklaim ditawari Jokowi untuk jadi menteri. Namun, lantaran merasa tidak pantas dan tidak punya bakat berkarier di birokrasi, Adian menolak. “Saya bilang, ampun Pak Presiden, saya tak punya talenta jadi menteri,” kata Adian, kepada wartawan akhir pekan lalu.
Perbincangan makin ramai setelah beredar draf susunan kabinet Jokowi jilid II. Dalam daftar itu, struktur kabinetnya kurang lebih sama. Diisi 4 menko, 31 menteri, 6 jabatan setingkat menteri. Dari daftar tersebut, ada nama-nama yang meyakinkan. Namanya dikenal publik dan memiliki ke mampuan. Ada yang setengah meyakinkan. Ada pula nama yang asing di telinga publik.
Sebagian menteri saat ini kembali masuk kabinet meski di posisi yang berbeda. Dalam daftar tersebut juga diketahui ada empat jabatan baru. Satu di antaranya adalah Kepala Badan Otorita Pemindahan Ibu Kota. Jabatan ini diprediksi akan diisi Bambang Brodjonegoro. Bambang akan merangkap sebagai Kepala Bappenas seperti jabatan yang diembannya sekarang.
Tenaga Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin, menegaskan nama-nama menteri kabinet jilid II yang beredar di media sosial merupakan informasi hoaks. “Nama-nama itu (menteri kabinet mendatang) hanya Presiden dan Tuhan yang mengetahui,” kata Ngabalin, tadi malam.
Ngabalin mengakui, memang ada ba nyak usulan nama yang disodorkan ke meja presiden. Presiden akan memilih para calon yang diusulkan itu setelah mendengarkan pertimbangan dengan partai koalisinya. “Tapi saya punya keyakinan kuat, beliau tidak ragu untuk bisa memilih dengan leluasa tanpa tekanan,” ucapnya. Di medsos, tiap wacana pembentukan kabinet ramai, sebagian warganet berubah jadi pengamat politik dadakan.
Baca juga : Mencari Calon Menteri
Mereka mengomentari nama-nama calon menteri yang beredar dan menilai nama ini cocok jadi menteri dan yang lain tidak pantas. Seperti disampaikan akun @BadjaNusantara.
Dalam cuitannya, ia mendukung sikap Adian yang menolak jadi menteri. Karena menjadi menteri butuh bakat untuk me mimpin birokrasi. Tidak cukup jago ngomong dan debat. “Bakat Adian lebih tepat menguatkan PDIP di DPR. Jadi ketua fraksi atau ketua komisi,” analisanya.
Berbarengan dengan melambungnya topik ini, publik ikut mengungkapkan ber bagai harapan ke Jokowi. Seperti meminta Jokowi memilih menteri yang punya integritas. Agar kejadian menteri jadi tersangka korupsi tak terulang kembali. “Mulailah dengan mengganti para pejabat yang jadi penjilat dan membuang menteri yang ti dak berprestasi,” ujar @johnmuhan. [BCG]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.