Dark/Light Mode

KTT ASEAN Dan Pencemaran Udara Ibu Kota

Menkes Siapkan Jurus Untuk Handle Penyakit Akibat Polusi

Selasa, 5 September 2023 08:00 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan sambutan dalam hari kedua ASEAN Investment Forum di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Minggu (3/9/2023). (ANTARA FOTO/Media Center KTT ASEAN 2023/Aditya Pradana Putra/pras)
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan sambutan dalam hari kedua ASEAN Investment Forum di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Minggu (3/9/2023). (ANTARA FOTO/Media Center KTT ASEAN 2023/Aditya Pradana Putra/pras)

RM.id  Rakyat Merdeka - Lebih dari 20 pemimpin dunia akan datang ke Jakarta. Mereka hadir di KTT ASEAN, yang berlangsung mulai hari ini hingga 7 September 2023. Sayangnya, perhelatan internasional ini, diselenggarakan di tengah udara Ibu Kota yang kurang baik. Polusi di wilayah Jabodetabek, sepekan terakhir, berada dalam kondisi buruk. Bahkan, parameter dari air quality index (AQI) menunjukkan warna merah, atau dikategorikan tidak sehat.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Pemerintah telah melakukan langkah serius dan membentuk Satgas untuk menangani polusi udara. Khusus, terkait penanganan kesehatan, lebih dari 700 fasilitas kesehatan, yaitu terdiri dari 670 Puskesmas dan 66 rumah sakit, disiapkan untuk mengedukasi dan mengobati pasien yang sakit akibat polusi udara.

Baca juga : Menkes Siapkan Jurus Melawan Polusi Udara

Kepada Rakyat Merdeka, Minggu (3/9/2023) malam, Menteri Budi Sadikin mengatakan, jurus untuk pengendalian polusi yang menjadi tupoksi kementeriannya terutama menyangkut dampak kesehatannya. Urusannya di hilir, yaitu pada penurunan risiko dan mengobati penyakit akibat pencemaran udara.

“Kita mengedukasi masyarakat. Penyakit yang berhubungan dengan polusi udara ini, penyebabnya adalah partikel ukuran kecil, yaitu 2,5 mikron,” kata Menkes.

Baca juga : Tekan Polusi Udara Di Ibu Kota, Ini Jurus Industri Otomotif

Dengan ukuran sekecil ini, particulate matter (PM) 2,5 cukup berbahaya karena bisa masuk hingga paru-paru dan pembuluh darah. Badan kesehatan dunia atau WHO menyebut, selain partikel ukuran 2,5 mikron, juga ada polutan udara yang perlu dimonitor dalam bentuk gas yang bersifat iritan, yaitu SOX (sulfur), NOX (Nitrogen) dan CO (Karbon).

Setahun terakhir, memang ada kenaikan signifikan jumlah penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Dari sekitar 50 ribuan kasus, kini naik menjadi 150-200 ribuan kasus. Dan biaya BPJS Kesehatan untuk menghandel penyakit tersebut mencapai Rp 10 triliun. Dari jumlah itu, biaya terbesarnya untuk menangani penyakit infeksi paru (peneumonia), ISPA dan Asma. Ketiga penyakit yang penyebabnya berhubungan dengan polusi udara.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.