Dark/Light Mode

Dirjenpas Sebut 890 Bandar Narkoba Dipindahkan Ke Nusakambangan

Selasa, 12 September 2023 21:15 WIB
Foto: Ist
Foto: Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjenpas) Kemenkumham Reynhard Silitonga menyebut sebanyak 890 bandar narkoba telah dipindahkan ke Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Ratusan narapidana itu berasal dari berbagai lapas di sejumlah daerah seperti seperti Jakarta, Palembang, Sumatera Utara, dan lain sebagainya.

“Di Nusakambangan, para bandar narkoba itu masuk ke dalam sel dengan pengamanan super maksimum. Mereka berada di satu sel seorang diri,” kata Reynhard saat jumpa pers pengungkapan Transnational Organized Crime (TOC) Narkotika dan TPPU Jaringan Fredy Pratama di Lapangan Bhayangkara, Jakarta Selatan, Selasa (13/8).

Menurut Reynhard, pihaknya selalu bekerja sama dengan Bareskrim Polri untuk melakukan upaya pencegahan dan pembinaan.

Baca juga : Tinjau Rumah Dinas Brimob Kalbar, Kapolri: Tingkatkan Semangat Kerja

Jenderal polisi bintang dua itu tidak memungkiri adanya narapidana yang bermain barang haram tersebut.

Namun, dia memastikan akan menyikat habis mereka yang mengedarkan atau menjadi bandar.

"Di lapas, kami selalu bekerja sama dengan Polri untuk pengawasan sekaligus pembinaan," tuturnya.

Diketahui, Bareskrim Polri bersama dengan Royal Malaysia Police, Royal Malaysian Customs Departement, Royal Thai Police, Us-Dea, Bea dan Cukai, Kejaksaan, Badan Narkotika Nasional (BNN), Ditjenpas, dan instansi lainnya berhasil menyita 10,2 ton sabu dan 116.346 ekstasi milik jaringan Fredy Pratama.

Baca juga : Penanganan Kasus Mayor Dedi Dilimpahkan Ke Puspomad

Bahkan, dari hasil kejahatan para tersangka, penyidik menyita Rp10,5 triliun aset dari sangkaan pasal TPPU.

Fredy Pratama sendiri hingga kini masih buron dan belum diketahui keberadaannya.

Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada mengungkapkan, jaringan Fredy Pratama ini terbilang sangat rapi dan terstruktur peredarannya.

"Dari hasil evaluasi oleh tim Bareskrim Polri, ada kesamaan modus operandi yang digunakan oleh para sindikat tersebut, yaitu penggunaan alat komunikasi, yaitu Blackberry Messengger Interprice, Prima, dan Wayers, saat berkomunikasi," ujar Wahyu.

Baca juga : Antisipasi Kejahatan Digital Bagi Anak Disabilitas, Diperlukan Peran Orangtua

Setelah dilakukan penelusuran oleh tim Bareskrim, peredaran narkotika yang ada di Indonesia, bermuara pada satu orang, yaitu Fredi Pratama.

"Yang bersangkutan ini mengedarkan narkoba di Indonesia dari Thailand, dan daerah operasinya yaitu di Indonesia dan Malaysia Timur," lanjutnya.

Pada kesempatan itu, Wahyu Widada memberikan penghargaan kepada seluruh pihak terkait atas kerja samanya dalam pengungkapan jaringan narkoba ini.

Salah satu penghargaan diberikan kepada Dirjenpas Kemenkumham Reynhard Silitonga.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.