Dark/Light Mode

Perbankan Mulai Lirik Bisnis Di Desa

Rabu, 2 Oktober 2019 14:50 WIB
Mendes Eko Putro Sandjojo memberikan sambutan sekaligus menyaksikan penandatanganan MoU antara kemendes PDTT dengan Bank Mandiri  dalam agenda Signing PKS Layanan dan jasa Perbankan antara Kementerian Desa PDTT dengan Bank Mandiri - di Kantor kementrian desa PDTT Kalibata Jakarta (30/9).
Mendes Eko Putro Sandjojo memberikan sambutan sekaligus menyaksikan penandatanganan MoU antara kemendes PDTT dengan Bank Mandiri dalam agenda Signing PKS Layanan dan jasa Perbankan antara Kementerian Desa PDTT dengan Bank Mandiri - di Kantor kementrian desa PDTT Kalibata Jakarta (30/9).

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes)  Eko Putro Sandjojo mengatakan, desa memiliki potensi besar untuk sektor perbankan. 

Menurutnya, rata-rata konglomerat dan klien besar perbankan berasal dari pengusaha pasca panen perdesaan.

Hal tersebut dikatakan Eko saat memberikan sambutan pada pendandatanganan nota kesepahaman terkait perjanjian kerja sama layanan dan jasa perbankan antara Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) dan PT Bank Mandiri Tbk di Kantor Kemendes PDTT, Jakarta. 

Baca juga : Misi Bisnis KADIN ke Swiss Sukses

“Orang suka underestimate soal desa. Padahal, kalau diperhatikan, semua konglomerat di Indonesia, mulanya adalah pengusaha pasca panen di desa-desa. Dan seluruh konglomerat di negara berkembang di dunia, itu berasal dari pengusaha pasca panen di desa, yang usahanya berkembang dan berkembang menjadi lebih besar lagi,” ujarnya, (30/9).

Menurutnya, potensi perbankan juga didukung oleh adanya program dana desa, program Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades), dan berbagai program bantuan dari bank dunia serta lembaga-lembaga internasional lainnya. 

Berbagai program dan bantuan tersebut menurutnya, telah membantu mengurangi kemiskinan dan kesenjangan di desa.

Baca juga : Bakar Honai Kadistrik Kimak, TNI-Polri kejar KSB

“Jadi opportunity di desa besar, termasuk Bank Mandiri, karena ada dana desa, ada Prukades,” ujarnya.

Eko mengatakan, pendapatan per kapita di desa dalam empat tahun terkahir selalu mengalami peningkatan, yakni Rp 572 ribu perbulan pada tahun 2014 menjadi Rp 804 ribu perbulan pada tahun 2018. Jika peningkatan tersebut dipertahankan, lanjutnya, maka tujuh tahun ke depan pendapatan per kapita desa akan mencapai lebih dari Rp 2 juta perbulan.

“Apa artinya Rp2 juta? Sekarang penduduk desa ada 130 juta, 5-7 tahun lagi mungkin bisa mencapai 150 juta penduduk. 150 juta kalau dikali Rp2 juta perbulan, desa akan punya pendapatan Rp300 Triliun perbulan, yang akan menciptakan consumption power (daya konsumsi) Rp1.500 Triliun per bulan atau Rp18.000 triliun per tahun. Jadi jangan underestimate desa, peluangnya lebih besar,” ujarnya.

Baca juga : Pertamina Resmikan Enam Titik SPBU 3T di Kalimantan

Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk, Kartika Wirjoatmodjo mengakui, besarnya potensi desa. 

Menurutnya, pertumbuhan perdesaan yang semakin meningkat memberikan kesempatan kepada PT Bank Mandiri Tbk baik dari sisi layanan perbankan maupun sisi pembiayaan KUR (Kredit Usaha Rakyat).

“Kami mengapresiasi dan berterimakasih atas nama kepercayaan Kementerian Desa yang memiliki peran strategis dalam mewujudkan pembangunan di Indonesia,” ujarnya. [DIR]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.