Dark/Light Mode

Polri: Insiden Penusukan Wiranto Bukan Rekayasa

Jumat, 11 Oktober 2019 19:57 WIB
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo (kanan) menunjukkan foto tersangka dan barang bukti penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto, dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (11/10). (Foto: Dwi Pambudo/RM)
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo (kanan) menunjukkan foto tersangka dan barang bukti penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto, dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (11/10). (Foto: Dwi Pambudo/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menegaskan, insiden penusukan terhadap Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto di Pandeglang, Banten, bukanlah rekayasa.

"Secara logika, tidak mungkin rekayasa," kata Dedi dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (11/10).

Menurutnya, dalam proses penyebaran paham radikal, teroris menyebarkan pemahamannya dengan menyentuh emosi seseorang. Bukan logika. Sehingga, tanpa sadar, mereka mengikuti paham tersebut.

"Butuh proses panjang, agar seseorang bisa memiliki pemikiran radikal. Bagaimana dia punya keberanian untuk menyerang aparat, itu berproses. Perlu waktu," kata Dedi.

Baca juga : Prabowo Pastikan Hadiri Pelantikan Jokowi-Maruf

Pernyataan ini membantah dugaan sejumlah pihak, yang menyebut insiden penusukan ini merupakan rekayasa.

"Proses hukum tersangka terorisme tidak ditutup-tutupi. Fakta dan bukti sejumlah kasus terorisme dibuka dalam persidangan, yang digelar secara terbuka. Sehingga, masyarakat bisa menyaksikannya langsung," tutur Dedi.

Sekadar latar, insiden penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto terjadi di alun-alun Menes, Pandeglang, Banten, Kamis (10/10) pukul 11.50 WIB.

Saat itu, Wiranto baru beres menghadiri peresmian Gedung Kuliah Bersama di Universitas Mathla’ul Anwar, di Kampung Cikaliung, Desa Sindanghayu, Kecamatan Saketi.

Baca juga : Jangan Sebar Hoaks Soal Isu Penusukan Wiranto, Percayakan Pada Polri

Wiranto lewat Menes, untuk pulang ke Jakarta naik helikopter yang terparkir di sana.

Saat Wiranto tiba, masyarakat sudah berkerumun, siap-siap menyambut mantan Panglima ABRI itu. Mereka memegang ponsel dengan status siaga, untuk memotret atau memvideokan.

Turun dari mobil, Wiranto menyalami polisi yang menyambutnya. Tiba-tiba saja, dari arah kiri, seorang pria langsung menyerang dengan sebilah pisau. Wiranto dan ajudannya berhasil menangkis. Namun, pisau tersebut tetap mengenai perutnya. Wiranto terjerembab ke tanah.

Ibu-ibu yang menyaksikan kejadian itu langsung histeris. “Allahu akbar. Naon eta (apa itu - Sunda, Red)?” teriak ibu-ibu itu.

Baca juga : Ketum Gercin: Ungkap Aktor Intelektual Penusuk Wiranto

Kejadian itu hanya berlangsung hanya belasan detik. Wiranto kemudian dibantu berdiri, dan langsung dibawa kembali ke mobil untuk dilarikan ke RSUD Berkah Pandeglang. Setelah itu, ia dibawa ke RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.

Pelaku penusukan adalah Syahril Alamsyah alias Abu Rara dan istrinya, Fitri Andriana. Keduanya mengontrak rumah di Kampung Sawah, Menes, Pandeglang, Banten. [GPG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.