Dark/Light Mode

1,2 Juta Bayi Baru Lahir Sudah Jalani Skrining Hipotiroid Kongenital

Minggu, 21 Januari 2024 23:34 WIB
Foto: Kemenkes
Foto: Kemenkes

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah terus menggencarkan Skrining hipotiroid Kongenital (SHK) pada bayi baru lahir di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Hingga akhir tahun 2023, sebanyak 1,2 juta bayi telah diperiksa.

Atas capaian ini, Indonesia melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terpilih sebagai salah satu negara yang diwawancarai oleh Commission for Social Development.

Commission for Social Development adalah sebuah badan penasihat yang bertanggung jawab atas pilar pembangunan sosial pembangunan global.

Hasil wawancara akan disampaikan di sesi ke-62 (CSocD62), pada 5 sampai 14 Februari 2024 di UN Head Quarter, New York.

“Terima kasih kepada semua stakeholder yang telah terlibat, mulai dari puskesmas, Prof Aman Pulungan, rumah sakit, dokter spesialis anak dan IDAI, karena jumlahnya terus meningkat,” kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, seperti keterangan yang diterima RM.id, Minggu (21/1/2024).

Budi menjelaskan, jumlah tersebut didapat dari cakupan pemeriksaan mingguan yang terus meningkat.

Pemeriksaan mingguan yang awalnya menjangkau seribu anak, kemudian naik menjadi puluhan ribu, dan konsisten pada angka 60 ribu bayi per minggu selama tiga bulan terakhir.

Baca juga : Hari Ini, Jay Idzes Sah Jadi Pemain Timnas Indonesia

Apabila dijumlahkan selama setahun, sebanyak 1,2 bayi baru lahir tercatat sudah mendapatkan SHK.

“Kita mulai dari 1.000 sampai 2.000 anak per minggu, kemudian naik lagi dan dalam 3 bulan terakhir sudah konsisten di angka 60 ribu. Kalau dijumlahkan angkanya sudah 1,2 juta mendekati 1,3 juta bayi yang diperiksa,” terang Budi. 

“Kalau kita bisa konsisten di angka 60 ribu bayi saja, dalam waktu satu tahun sudah 3 juta anak sudah kita periksa,” sambungnya.

Budi pun mendorong agar pemeriksaan hormon tiroid untuk mencegah kelainan bawaan dan kematian pada bayi baru lahir tersebut terus digalakkan.

Eks Wakil Menteri BUMN itu menargetkan jumlah bayi yang diperiksa setiap minggunya konsisten meningkat.

“Saya harapkan dengan kecepatan yang sudah di angka 60 ribu, tahun ini bisa ditingkatkan lagi,” harap Budi.

Untuk mewujudkannya,dia mengungkapkan, Kemenkes telah menyusun sejumlah strategi cakupan nasional skrining kesehatan pada bayi baru lahir semakin banyak.

Baca juga : Kabar Baik, Ivar Dan Marcelino Sudah Gabung Timnas

Strategi pertama, memperluas fasilitas laboratorium kesehatan masyarakat, berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah, dan merampingkan transportasi sampel penyaringan agar lebih cepat dan lebih efisien.

Kedua, membangun dan memperkuat sistem kesehatan primer di setiap wilayah.

Caranya, dengan melengkapi fasyankes dengan infrastruktur kesehatan yang modern.

Juga, meningkatkan layanan ibu dan bayi di fasilitas kesehatan publik dan swasta, serta memastikan perawatan komprehensif di pada ibu dan bayi baru lahir.

Ketiga, meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya skrining kesehatan pada bayi baru lahir.

Hal ini dilakukan dengan menggencarkan kampanye kesehatan yang melibatkan komunitas dan individu.

“Kalau mau bayinya sehat, usianya panjang, dan anaknya pintar, begitu bayi baru lahir mintalah skrining kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan, gratis,” kata Menkes Budi.

Baca juga : Petinggi Parpol Main Proyek Di Kementan

SHK merupakan uji saring yang dilakukan dengan pengambilan sampel darah pada tumit bayi yang baru lahir.

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengelompokkan bayi yang mengalami gangguan hormon tiroid sehingga bayi bisa mendapatkan pengobatan dengan cepat dan tidak berdampak serius pada tumbuh kembangnya.

Pemeriksaan hormon tiroid pada anak dilakukan dengan pengambilan 2-3 tetes sampel darah yang diambil dari tumit bayi yang berusia 48 sampai 72 jam oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.

Apabila lebih dari usia tersebut, dikhawatirkan akan terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sifatnya permanen.

Karenanya, SHK sejak dini sangatlah penting untuk mencegah kelainan bahkan kematian pada bayi.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.