Dark/Light Mode

Punya Bahan Baku Melimpah

Airlangga Bingung Ekspor Furnitur RI Disalip Thailand

Sabtu, 11 Maret 2023 06:45 WIB
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat mem­buka pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2023 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (9/3). (Foto: Twitter @airlangga_hrt).
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat mem­buka pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2023 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (9/3). (Foto: Twitter @airlangga_hrt).

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto gemes nilai ekspor furnitur Indonesia masih kalah dengan China dan Thailand. Karena itu, Pemerintah berjanji mengatasi berbagai masalah yang menjadi penghambatnya.

Pemerintah mencanangkan nilai ekspor furnitur mencapai 5 miliar dolar AS, atau Rp 77,3 triliun (Kurs Rp 15.472) pada akhir 2024. Untuk mencapai itu, menurut Airlangga, kinerja ekspor harus dipacu.

“Ekspor furnitur Indonesia saat ini masih kalah dari Viet­nam,” tutur Airlangga saat mem­buka pameran Indonesia Inter­national Furniture Expo (IFEX) 2023 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (9/3).

Baca juga : Airlangga Tetap Capres Golkar

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, pada tahun 2020 ekspor industri fur­nitur sebesar 1,9 miliar dolar AS, lalu 2021 melonjak 33 persen ke 2,5 miliar dolar AS. Dan 2022, mencapai 3,5 miliar dolar AS.

Berdasarkan realisasi ekspor sejak 2021, dibutuhkan pertum­buhan minimal 13,4 persen per tahun agar target di 2024 terse­but bisa terealisasi.

Untuk mencapai pertumbuhan 5 miliar dolar AS tersebut, kata Airlangga, hal pertama yang harus dilakukan memberikan kemuda­han pengrajin mendapatkan bahan baku. Hal ini tak terlepas kaitan­nya dengan Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu (SVLK).

Baca juga : Puan Maharani Tuai Gelombang Dukungan Di Cilegon

Uni Eropa (EU) mensyaratkan sertifikasi dalam bentuk Forest Law Enforcement, Governance and Trade (FLEGT) yang meng­haruskan trace ability semua produk kehutanan guna me­mastikan produk tersebut bukan berasal dari hutan ilegal.

Airlangga menyebut, keterse­diaan bahan baku ini merupa­kan permasalahan klasik pada sektor furnitur dan kerajinan yang harus segera diatasi. Pelaku usaha furnitur yang sebagian besar Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) membutuhkan jaminan kemudahan mendapatkan bahan baku. Hal ini perlu dikoordinasikan antara Kemenko Perekonomian dengan Kementerian Perindustrian dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Kemudian yang kedua, terkait dengan perluasan pasar ekspor.

Baca juga : Muhaimin Bertemu Airlangga, Pengamat: PKB Gabung KIB Lebih Realistis

“Terkait ekspor, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) akan menyusun road­map industri furnitur dan kera­jinan terkait pembiayaan dan strategi agar target ekspor sebesar 5 miliar dolar AS pada 2024 da­pat tercapai,” tegas Airlangga.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.