Dark/Light Mode

HPS ke-39 di Kendari, Kementan-Pemprov Sultra Kembangkan Industri Pangan Lokal

Jumat, 1 November 2019 16:37 WIB
Seminar Nasional Rangkaian Hari Pangan Sedunia ke-39, di Kendari, Jumat (1/11). (Foto: Humas Kementan)
Seminar Nasional Rangkaian Hari Pangan Sedunia ke-39, di Kendari, Jumat (1/11). (Foto: Humas Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Pemprov Sulawesi Tenggara (Sultra) tengah melakukan pemanfaatan sumber daya lokal untuk mewujudkan keanekaragaman keluarga. Upaya ini menjadi fokus agenda dalam peringatan Hari Pangan Sedunia ke-39 yang dihelat di Kendari, Sultra, 1 hingga 5 November.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan, Agung Hendardi, mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki kekayaan keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia setelah Brasil yang terdapat sekitar 800 spesies tanaman sumber bahan pangan termasuk sagu. Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan FAO dalam pengembangan industi UKM sagu yang dipusatkan di Sultra dan sudah direplikasikan di empat wilayah yang harapannya menjadi substitusi tepung terigu impor.

“Kami sedang menyusun peraturan pemerintah yang mewajibkan industri pangan lokal yang berbasis tepung menggunakan tepung lokal 10 persen dan secara beratahap akan ditingkatkan,” kata Agung pada Seminar Nasional Rangkaian Hari Pangan Sedunia ke-39, di Kendari, Jumat (1/11).

Baca juga : HPS 2019, Kementan Bangun Kesadaran Kelola Pangan Menuju Zero Hunger World

Ketua Panitia Seminar Nasional yang juga sebagai Kepala Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, Kementan, Retno Sri  Hartati Mulyandari, menambahkan bahwa pertanian keluarga (family farming) dalam konteks global saat ini dipandang sebagai tulang punggung pembangunan dan pencapaian ketahanan pangan. Bahkan memiliki kontribusi penting dalam pencapaian target Sustanable Development Goals (SDGs), terutama target SDG 1 dan 2, yaitu pengentasan kemiskinan dan perbaikan nutrisi dan sistem pertanian berkelanjutan.

“Kita akan jadikan pangan lokal menjadi tuan rumah di negeri sendiri terwujud dengan segera. Kalau bisa cepat kenapa harus nanti kalau bisa hari ini kenapa harus besok.  Sumber daya pangan lokal bukan hanya sekedar sumber karbo hidrat,  namun juga sumber nutrisi untuk mendukung terciptanya sumber daya manusia unggul Indonesia,” bebernya.

Di tempat yang sama, Gubernur Sultra, Ali Mazi menyebutkan Ketahanan pangan sudah menjadi isu utama dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan hanya pada daerah dan nasional saja, namun juga sudah menjadi isu global yang harus ditangani bersama. Sagu merupakan salah satu pangan lokal yang menjadi bahan makanan pokok yang dikonsumsi sebagian besar masyarakat di Sultra. Produksi sagu saat ini mencapai 6.967 ton per tahun dengan luas areal 5.105 hektar, namun lahannya semakin menyusut. 

Baca juga : Jadi Menperin, Agus: Sulit Gantikan Airlangga

“Diperlukan upaya dan pengkajian yang sistematis dalam upaya peningkatan nilai tambah dari komoditas sagu melalui pengembangan model usaha agroindustri sagu yang berkelanjutan,” ungkap Ali Mazi.

Di hadapan peserta dan tamu undangan, Ali Mazi mengungkapkan salah satu sentra produksi sagu di Sultra berada di kota Kendari. Sagu Sultra tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal masyarakat tetapi juga untuk memenuhi permintaan dari provinsi lain yang juga mulai meningkat.

"Dengan demikian, Indonesia berpeluang besar untuk dapat terus meningkatkan produksi pangan dan industri melalui peningkatan produktivitas, perluasan areal tanam, peningkatan indeks pertanaman, serta pemanfaatan sumber daya pangan lokal," tegasnya.

Baca juga : Oke Jadi Menteri, Wishnutama Siap Kembangkan Industri Kreatif

Perlu diketahui, pemerintah Indonesia sendiri telah memberikan perhatian yang cukup besar terhadap pengembangan penganekaragaman pangan yang berbasis pada sumber daya lokal. Di antaranya dengan adanya Undang-undang nomor 18 tahun 2012 tentang pangan dan peraturan pemerintah nomor 17 tahun 2015 tentang ketahanan pangan dan gizi. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.