Dark/Light Mode

Pasokan Berangsur Lancar, Kementan Optimis Harga Bawang Merah Kembali Normal

Rabu, 1 Mei 2024 15:12 WIB
Ilustrasi pasokan bawang merah. (Foto: Ist)
Ilustrasi pasokan bawang merah. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Hortikultura melakukan berbagai langkah strategis untuk mengendalikan harga bawang merah yang naik pasca Idul Fitri. Langkah-langkah stategis tersebut antara lain mengoptimalkan pasokan dari champion, percepatan tanam dengan memberi bantuan benih di lokasi terdampak banjir, serta menyelenggarakan Gelar Bawang Merah Murah untuk masyarakat.

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Andi Muhammad Idil Fitri, mengungkapkan, permintaan bawang merah jelang dan pasca Lebaran tahun ini cenderung lebih tinggi. Sementara, saat ini situasi Pasar Induk dan retail masih belum stabil.

“Para pedagang banyak yang mudik. Tenaga kerja rogol, pengirim, distributor, bandar hingga pengecer belum sepenuhnya beraktivitas normal, sehingga pasokan belum bisa maksimal. Sementara permintaan di bulan Syawal masih cukup tinggi. Kondisi ini secara psikologi pasar langsung memicu kenaikan harga,” ujar Idil dalam keterangannya, Rabu (1/5//2024).

Baca juga : SYL Pake Anggaran Kementan Rp 3 Juta Per Hari Buat Beli Makan Dan Laundry

Idil melanjutkan, untuk pasar Jabodetabek, masyarakat cenderung memilih bawang merah jenis Bima Brebes. Namun, pada Februari-Maret lalu, lebih dari 7.500 hektare lahan bawang merah di sepanjang Pantura Jawa seperti Brebes, Kendal, Demak, Pati, Grobogan, hingga Probolinggo terdampak banjir. Bahkan, sekitar 2.500 hektare di antaranya mengalami puso atau mati sebelum masuk umur panen.

“Kondisi tersebut membuat pasokan bawang merah jenis Bima Brebes dari sentra utama Jawa menjadi terganggu. Dalam 10 hari ke depan, kita prediksi harga sudah berangsur normal, seiring dengan makin banyaknya panen di beberapa daerah sentra utama seperti Solok, Enrekang, Bima, Bandung, dan Garut. Bulan Mei juga sudah ada jadwal panen raya di Nganjuk. Untuk Brebes Raya, diperkirakan Juni sudah mulai panen kembali,” tambahnya.

Terkait peran serta petani dalam menghadapi kondisi kenaikan harga ini, Idil menyatakan bahwa petani ingin harga dan produksi selalu stabil, namun tetap menguntungkan, baik bagi petani maupun konsumen.

Baca juga : Zulhas: Seminggu Lagi Normal

“Saat harga bagus, tentu momentum ini yang diharapkan petani. Kita ingat bahwa petani bawang merah ini berbulan-bulan kemarin mengalami harga rendah, bahkan di bawah BEP. Namun, jika harga terlalu tinggi, petani juga tidak nyaman. Petani ingin harga yang wajar, stabil, dan menguntungkan. Kondisi stabil akan memotivasi petani untuk terus menanam bawang merah,” terang Idil. 

Tidak hanya melakukan langkah upaya untuk stabilisasi harga, Direktorat Jenderal Hortikultura juga melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi bawang merah di dalam negeri agar dapat memenuhi kebutuhan nasional.

“Ditjen Horti terus mendorong peningkatan produksi dalam negeri, meskipun secara kumulatif tahunan produksi nasional kita sudah cukup bahkan surplus. Langkah-langkahnya antara lain melalui fasilitasi bantuan saprodi, penumbuhan sentra baru, dan sinergi pemasaran dengan champion. Kita juga dorong fasilitasi gudang penyimpanan yang dilengkapi coldstorage melalui Dana Alokasi Khusus (DAK),” tutup Idil.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.