Dark/Light Mode

Hadapi Bonus Demografi, Presiden Minta Dokter Spesialis Diperbanyak

Senin, 6 Mei 2024 13:10 WIB
Presiden Jokowi. (Foto: YouTube)
Presiden Jokowi. (Foto: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi menegaskan, Pemerintah berkomitmen untuk memperbaiki sistem kesehatan nasional. Hal ini dalam rangka memaksimalkan potensi bonus demografi Indonesia pada 10-15 tahun mendatang.

"68 persen usia produktif itu akan percuma kalau kesehatannya tidak baik. Makanya kita harus mati-matian menyiapkan ini, harus merencanakan ini, harus merombak hal-hal yang kurang, harus kita perbaiki semuanya," kata Jokowi saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama (RSP-PU) di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Harapan Kita, Jakarta Barat, Senin (6/5/2024).

Jokowi juga mengatakan, selama beberapa bulan terakhir berkunjung ke berbagai fasilitas kesehatan di daerah untuk memastikan ketersediaan peralatan medis modern seperti MRI, mammografi, dan cath lab. Namun, dia mengakui, tantangan terbesar adalah kekurangan dokter spesialis, terutama di provinsi-provinsi kepulauan.

Baca juga : Tantangan Demokrasi Pancasila Menuju Indonesia 2045

“Selalu keluhan di daerah, utamanya di provinsi-provinsi kepulauan selalu adalah dokter spesialis yang tidak ada. Ini menjadi PR besar kita menurut saya, karena rasio dokter berbanding penduduk kita saya juga kaget saya tadi pagi baru baca 0,47 dari 1000,” ujarnya..

Mantan Wali Kota Solo itu juga menyoroti urgensi peningkatan jumlah dokter spesialis di Indonesia. Berdasarkan data yang ada, saat ini Indonesia berada di peringkat 147 dunia dan peringkat 9 di ASEAN terkiat jumlah dokter yang ada.

“Ini problem angka-angka yang harus kita buka apa adanya. Jangan sampai peralatan yang tadi sudah sampai di kabupaten, kota, sudah sampai di provinsi tidak berguna gara-gara dokter spesialis yang tidak ada,” ujar Jokowi.

Baca juga : Netizen Minta Bulog Bekerja Transparan

Guna mengatasi masalah tersebut, Jokowi menekankan pentingnya kolaborasi antara fakultas kedokteran dan rumah sakit. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam laporannya menyebut bahwa saat ini terdapat 24 fakultas kedokteran dan ada 420 rumah sakit di Indonesia.

“Dua mesin ini harus dijalankan bersama-sama agar segera menghasilkan dokter spesialis yang sebanyak-banyaknya, dengan standar-standar internasional,” sebutnya. 

Jokowi pun berharap kelengkapan alat-alat kesehatan di rumah sakit atau Puskesmas di berbagai daerah di Indonesia dapat segera terlaksana. Hal tersebut dianggap penting agar kualitas kesehatan masyarakat Indonesia dapat terjamin. Sehingga Indonesia dapat melompat menjadi negara maju.

Baca juga : Pasien Minta Dua Jarinya Dipotong

“Betul-betul semuanya terlaksana dan bonus demografi 68 persen usia produktif tadi betul-betul bermanfaat bagi negara ini untuk melompat maju kita menjadi negara maju dengan GDP ekonomi yang baik, dengan GDP per kapita yang tinggi sesuai dengan yang dimiliki negara-negara maju," pungkas Jokowi.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.