Dark/Light Mode

Kunker Ke Australia, Menteri Bahlil Temui Mahasiswa Papua, Ini Yang Dibahas

Minggu, 12 Mei 2024 17:21 WIB
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadali bertemu mahasiswa Papua di Australia. (Foto: Ist)
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadali bertemu mahasiswa Papua di Australia. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia melakukan lawatan ke Melbourne, Australia 12-15 Mei 2024. 

Dalam kunjungan kerja (Kunker) itu, selain akan melakukan pertemuan dengan sejumlah investor, Menteri Bahlil melakukan, pertemuan dan dialog dengan para mahasiswa Indonesia asal Papua, Minggu (12/05/2024).

Menteri Bahlil mendengarkan aspirasi dan permasalahan sebanyak 10 perwakilan mahasiswa asal Papua di salah satu restoran Indonesia di Melbourne. Para mahasiswa diantaranya mengeluhkan soal mandegnya beasiswa dari dana otonomi khusus. 

Sambil menunggu penyelesaian beasiswa otsus, Menteri Bahlil memberikan bantuan secara pribadi kepada para mahasiswa. "Adik-adik harus semangat ya. Kakak Menteri paham kesulitan kalian. Kalian kuliah baik-baik. Kita carikan jalan keluar. Ini karena ada perubahan mekanisme penyaluran dana otsus agar lebih efektif sampai ke masyarakat Papua," ujar Bahlil.

Baca juga : Kemenperin Ketemu Bata Soal Penutupan Pabrik, Ini Hasilnya

Selain oleh sejumlah pejabat Kementerian Investasi, Menteri Bahlil juga didampingi oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Australia Siswo Pramono dan Konsulat Jenderal Indonesia di Melbourne Kuncoro Waseso.

Hilirisasi Di Papua

Kepada para Mahasiswa Papua, Menteri Bahlil berpesan agar mencari ilmu sebanyak-banyaknya di Australia. Menteri menegaskan, pemerintah sangat serius untuk menjaga pembangunan di Papua, utamanya terkait hilirisasi. 

"Adik-adik Kuliah baik-baik karena apa,  Papua masa depannya akan dibangun. Tidak bisa terus mengandalkan otsus, kalau tidak bisa mengelola anggaran. Dana otsus ini hanya afirmatif kepada orang Papua, supaya bisa sejajar dengan saudara-saudaranya di wilayah lain," ucap Bahlil.

Baca juga : Gerbang Utama Bagi IKN, Menteri Bahlil Dukung ULM Jadi Pusat Ketahanan Pangan

Ke depan, agar Papua bisa maju, pemerintah mengembangkan hilirisasi, salah satunya rencana pembangunan smelter PT Freeport di Papua. "Dengan pemerintah nantinya menguasai 60 persen saham Freeport, pembangunan smelter di Papua makin terbuka," papar dia.

Selain pembangunan pabrik pupuk di Papua, pemerintah juga akan mengembangkan industri gula dan etano dari tebu. 

Sebagaimana diketahui, Pemerintah baru saja membentuk Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan. Pembentukan tersebut tertuang dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 15 Tahun 2024 yang ditandatangani Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada tanggal 19 April 2024 dimana Menteri Bahlil ditunjuk sebagai Ketua Satuan Tugasnya.

Bahlil mengatakan, percepatan hilirisasi di Papua ini, tidak lepas dari upaya pemerintah menciptakan lapangan kerja bagi mahasiswa-mahasiswa Papua baik di dalam maupun di dalam negeri. Dia mencontohkan sejumlah daerah yang mengembangkan hilirisasi seperti Morowali dan Halmahera telah menciptakan lapangan kerja yang luas diwilayah itu, termasuk Sorong.

Baca juga : Gerakan Mahasiswa Dukung Palestina Meluas Ke Eropa

"Demikian juga di Nabire blok ex Freeport. Semua bisa dilakukan kalau kita siap. Prospek bagus untuk Papua. Teman-teman di luar negeri bisa balik atau tinggal sementara disini cari pengalaman dulu disini untuk menginspirasi teman-teman di Papua sana. Setelah pengalaman ada balik dan kerja," tambah dia.

Dana Otsus

Bahlil mengemukakan, kenapa dana otsus terbengkalai. Sebab saat ini pemerintah membagi ke pemerintah provinsi dan kabupaten masing-masing setengah-setengah. Termasuk dana pendidikan yang diklaim biaya provinsi atau kabupaten. "Makanya dana pendidikan otsus tersendat," papar dia.

Terungkap, sebanyak 10 mahasiswa Papua di Melbourne  terkendala otsus selama lima bulan belum turun. Sebagian mahasiswa Papua dibantu oleh warga Papua di Australia dan sebagian lagi bekerja untuk kelanjutan pendidikannya di Australia.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.