Dark/Light Mode

Terus Ditekan, Malah Makin Menyebar

Gerakan Mahasiswa Dukung Palestina Meluas Ke Eropa

Senin, 29 April 2024 06:20 WIB
Demo di kampus elite Prancis (Foto: AP Photo/Michel Euler)
Demo di kampus elite Prancis (Foto: AP Photo/Michel Euler)

RM.id  Rakyat Merdeka - Gerakan aksi solidaritas mahasiswa pro Palestina kini sudah menjalar ke Eropa. Para mahasiswa di beberapa kampus di Benua Biru itu ikut menyampaikan tuntutan mereka, sambil mendirikan tenda.

Di Amerika Serikat (AS), aksi protes sudah memasuki pekan kedua dan diikuti ribuan maha­siswa. Namun sedikitnya 550 mahasiswa juga ditahan polisi, sejak aksi dimulai pada 17 April.

Associated Press pada Minggu (28/4/2024) melaporkan, maha­siswa di Paris memblokir akses ke gedung kampus di Sciences Po, Jumat (26/4/2024). Pihak kampus pun memindahkan semua aktivi­tas belajar mengajar secara daring.

Baca juga : KPK Tutup Sementara Rutan Pomdam Jaya Dan Puspomal

Demonstrasi pro-Palestina itu mengawali hari drama di Institut Studi Politik Paris, yang dikenal sebagai Sciences Po, Jumat (26/4/2024). Kampus elite itu merupakan almamater Presiden Prancis, Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Prancis, Ga­briel Attal. Salah satu tuntutan pengunjuk rasa adalah, agar Sci­ences Po memutuskan hubungan dengan sekolah-sekolah Israel.

Administrator Sciences Po, Jean Bassères pun berjanji, un­tuk mengadakan pertemuan pada pekan depan dan menangguhkan beberapa proses disipliner ter­hadap para mahasiswa. Sebagai imbalannya, mahasiswa diminta berkomitmen tidak lagi meng­ganggu perkuliahan, ujian dan semua aktivitas institusi lainnya.

Para pengunjuk rasa awal­nya menduduki gedung pusat kampus dan memblokir pintu masuk dengan tong sampah, kayu dan sepeda. Mereka ber­kumpul di jendela gedung sam­bil meneriakkan slogan-slogan pro-Palestina dan mengibarkan bendera serta plakat Palestina.

Baca juga : Jangan Biarkan Petani Menjerit

Pada Jumat malam, demon­stran pro-Palestina dan pro-Israel sempat terlibat ketegangan di jalanan luar kampus. Polisi antihuru-hara pun turun tangan memisahkan kelompok itu.

Saat malam, sekelompok pengunjuk rasa pro-Palestina yang jumlahnya semakin berkurang menolak mengalah dan meng­abaikan perintah polisi untuk membuka jalan. Polisi juga mengingatkan kemungkinan penangkapan.

Akhirnya, para pengunjuk rasa keluar gedung sambil membawa bendera Palestina berukuran besar. Mereka disambut sorak-sorai oleh para pengunjuk rasa yang mendukung mereka di luar.

Baca juga : Bahagia Dilamar Rayn Di Jepang

Aksi serupa juga terjadi di Uni­versity College London (UCL), Inggris. Puluhan mahasiswa UCL membawa spanduk yang ditulis “Israel terlibat genosida”.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.