Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS

RM.id Rakyat Merdeka - Hari ketiga operasi pencarian di Selat Bali, Tim SAR belum juga menemukan bangkai KMP Tunu Pratama Jaya, kapal naas yang karam Rabu (2/7/2025) malam lalu. Sebanyak 29 korban masih dinyatakan hilang.
Sabtu (5/7/2025) pagi, suasana Pelabuhan Gilimanuk dan Ketapang sibuk dengan aktivitas tim SAR. Armada laut, udara, hingga penyelam disiagakan penuh. Basarnas bersama TNI AL, Polairud, Disnav Benoa, dan relawan selam lokal bahu-membahu melakukan pencarian.
Cuaca di lokasi pencarian terpantau mendukung. Kecepatan angin sekitar 7 knot dan arus laut dari selatan ke utara. Kondisi ini dimanfaatkan tim SAR untuk memperluas pencarian. Kepala Basarnas Bali I Nyoman Sidakarya mengakui, hingga hari ketiga tim belum menemukan bangkai atau puing kapal. Salah satu strategi utama adalah penyisiran dasar laut menggunakan kapal berteknologi sonar canggih.
Baca juga : Wacana Kepala Daerah Dipilih DPRD Muncul Lagi
“Kami sudah menggunakan sonar untuk menyisir dasar laut. Dari 10 jalur yang direncanakan, baru empat jalur yang berhasil kami lalui hingga sore ini,” ujar Sidakarya dalam konferensi pers di Gilimanuk, Sabtu (5/7/2025).
Alat andalan tim adalah kapal Manik Emas milik Distrik Navigasi Benoa. Kapal ini dilengkapi Multi Beam Echosounder 240. Teknologi sonar canggih yang bisa memindai kontur dasar laut untuk mendeteksi puing kapal.
Selain Manik Emas, sejumlah kapal lain juga diterjunkan. Yaitu RIB 01 Jembrana, RIB 04 Buleleng, KN 49 KPLP Gilimanuk, dan KP Tanjung Rening Polairud Jembrana. Kapal-kapal itu bergantian menyisir perairan sekitar Pantai Pebuahan, lokasi ditemukannya beberapa jenazah korban.
Baca juga : Wujudkan Swasembada Energi, Kemendes Dukung Langkah Cepat Bahlil
“Mudah-mudahan posisi kapal segera terdeteksi. Kalau titiknya sudah jelas, tim penyelam bisa langsung turun,” harap Nyoman Sidakarya.
Basarnas menegaskan, sesuai UU Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan, operasi SAR bisa berlangsung maksimal tujuh hari. Namun jika bangkai kapal atau korban belum ditemukan, operasi bisa diperpanjang. “Kami tidak menentukan batasan pasti. Kalau sebelum hari ketujuh sudah ditemukan, pencarian akan ditutup,” kata Sidakarya.
Dari Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi, Deputi Operasi Basarnas Ribut Eko Suyanto menegaskan pencarian pada Sabtu (5/7/2025) diperluas ke arah selatan, mengikuti arus bawah laut. “Tim SAR memperluas area pencarian dari sisi Jembrana maupun Ketapang. Fokus kami tetap pada fix datum (titik terakhir kapal sebelum tenggelam),” jelas Ribut.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya