Dark/Light Mode

Formula 1, Karier Tsunoda Di Ujung Tanduk

Minggu, 6 Juli 2025 06:30 WIB
Yuki Tsunoda. (Foto: Instagram/yukitsunoda0511)
Yuki Tsunoda. (Foto: Instagram/yukitsunoda0511)

RM.id  Rakyat Merdeka - Karier Yuki Tsunoda di Formula 1 kini di ujung tanduk. Pembalap Jepang itu mencatat akhir pekan yang suram di GP Austria 2025: finish paling belakang, kena penalti dan jadi satu-satunya pembalap yang dioverlap dua kali. Keraguan mengenai kelanjutan kariernya di ajang bergengsi ini pun mencuat.

Tsunoda diketahui mengakhiri balapan di posisi ke-16, alias terakhir dari semua pem­balap yang berhasil finish di Red Bull Ring. Dia juga mendapat penalti waktu 10 detik akibat in­siden dengan pembalap rookie, Franco Colapinto (Alpine).

Yang lebih memalukan, Tsu­noda menjadi satu-satunya pem­balap yang disusul dua kali oleh pemimpin lomba. Sebuah hasil pahit untuk Red Bull di kandang sendiri.

Ironisnya, hasil terbaik Tsu­noda musim ini hanyalah finish kesembilan di seri pembuka, GP Bahrain.

Baca juga : Soal Tarif, Indonesia Nego Lewat Impor dan Investasi

Setelah GP Austria, dia bahkan disalip Liam Lawson di klase­men pembalap. Padahal Lawson adalah nama yang sempat diabai­kan Red Bull di awal musim dan hanya jadi lapis kedua.

Mobil RB21 yang seharusnya jadi andalan, justru terasa asing di tangan Tsunoda. Dia kesulitan memaksimalkan potensi mobil.

Kondisi ini membuat posisi Tsunoda makin sulit, apalagi rekan setimnya Max Verstap­pen juga gagal finish di GP Austria. Verstappen terlibat insiden dengan Kimi Antonelli di tikungan ketiga lap pembuka dan harus mengakhiri balapan di lap pertama.

Kekacauan di GP Austria membuat bos Red Bull Christian Horner, angkat bicara. Dia mengisyaratkan bahwa Red Bull tak lagi memikirkan kejuaraan dunia musim ini. Fokus kini bergeser ke perombakan tim, termasuk masa depan pembalap.

Baca juga : Soal Pemisahan Pemilu Nasional Dan Daerah, MK Vs DPR Makin Panas

Dalam podcast BBC Che­quered Flag, jurnalis senior An­drew Benson secara blak-blakan menilai masa depan Tsunoda sangat meragukan.

“Dia mengemudi seperti baru lima menit di Formula 1, bukan lima tahun,” nilai Benson.

Padahal, “Red Bull butuh dia untuk menyelamatkan poin setelah Verstappen keluar, tapi yang terjadi malah dua insiden dan finish terakhir. Kecerobo­hannya sangat mencolok.”

Menurut Benson, kecil ke­mungkinan Tsunoda dipertah­ankan hingga akhir musim. Tsunoda sulit dilirik tim lain jika didepak dari Red Bull.

Baca juga : Surat Kunjungan Istrinya Ke Eropa Jadi Polemik, Menteri UMKM Lapor Ke KPK

Dengan performa seperti saat ini, Tsunoda tak hanya kehilangan posisi, tapi juga keper­cayaan.

Di Formula 1 yang sangat kompetitif, satu akhir pekan buruk bisa mengubah segalanya, apalagi jika terjadi di kandang sendiri.

Karier Tsunoda di F1 kini benar-benar berada di persimpangan. Jika tak segera bangkit, Austria bisa jadi awal akhir dari kisahnya di lintasan jet darat. [DNU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.