Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Utang Pemerintah Diserang

Luhut Belain Sri Mulyani, Nyerangnya Ke Prabowo

Jumat, 1 Februari 2019 10:47 WIB
Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan (tengah) bersama Presiden Direktur Bank DBS Indonesia Paulus Sutisna (kanan) dan Komisaris Independen Soemadi DM Brotodiningrat (kiri) menghadiri acara DBS Asian Insights Conference, di Jakarta, kemarin. (Foto : Istimewa).
Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan (tengah) bersama Presiden Direktur Bank DBS Indonesia Paulus Sutisna (kanan) dan Komisaris Independen Soemadi DM Brotodiningrat (kiri) menghadiri acara DBS Asian Insights Conference, di Jakarta, kemarin. (Foto : Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan (LBP) memastikan, utang digunakan pemerintah untuk kepentingan pembiayaan ekonomi produktif. LBP juga menyinggung pihak yang sempat menyebut adanya Menteri Utang dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo.

“Yang bilang menteri utang, neneknya menteri utang. Dan kalau Anda lihat ini sekarang, dibandingkan zaman lalu angkanya jauh berbeda. Jadi kalau anda bicara utang, utang pemerintah itu adalah utang yang produktif,” kata Luhut saat menjadi pembicara dalam acara DBS Asian Insights Conference 2019, di Hotel Mulia, Jakarta, kemarin.

Baca juga : Kantor PSSI Rawan Kebanjiran, Pagar Gerbangnya Tak Dikunci

Dalam pidatonya, LBP beberapa kali sempat menyinggung mengenai utang pemerintah. Dia mengatakan, penggunaan kebijakan utang oleh pemerintah Indonesia bukan hal yang sembarang.

Dia menjelaskan, alasan pemerintah berutang karena penerimaan negara belum cukup untuk membiayai keseluruhan total pembiayaan negara yang telah mencapai lebih Rp 1000 trilun selama satu tahun.

Baca juga : Prabowo Diceramahi Sri Mulyani

LBP mencontohkan, salah satu program pembangunan yang menggunakan instrumen utang adalah pembangunan infrastruktur transportasi seperti Light Rail Transit atau LRTRT.

Bahkan, secara rasio jumlah utang pemerintah Indonesia, juga disebutkan masih berada di batas aman, yakni di bawah 30 persen dibandingkan Produk Domestik Bruto (PDB).

Baca juga : Pak Amien Siapanya? Kresna Atau Sengkuni

Di sana, Luhut juga menyinggung pihak yang pernah menyebut soal kebijakan utang pemerintah Indonesia.

Ia menyinggung soal adanya Menteri Utang dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo. “Karena saya bagian dari pengambil kebijakan, saya nggak akan biarkan Indonesia itu dimain-mainkan. Bu Sri Mulyani, bos saya. Jadi orang yang bilang menteri utang, neneknya menteri utang,” kata Luhut yang kemudian diikuti gelak tawa dan tepuk tangan para hadirin dalam acara tersebut. [DIR/NET]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.