Dark/Light Mode

Tangkal DBD

Kemenkes Gencarkan Gerakan Jumantik

Kamis, 31 Januari 2019 14:43 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mulai sigap atasi Demam Berdarah Dengue (DBD) yang mulai mengancam masyarakat. Salah satunya, dengan cara menetapkan satu rumah satu juru pemantau jentik (Jumantik).

Sekretaris Jenderal Kemenkes Oscar Primadi mengatakan, DBD sudah mengkhawatirkan. Per 1 Januari 2019, gigitan nyamuk ini mencapai 11.000 kasus.

Oscar menilai lonjakan ini bukan hanya disebabkan oleh nyamuk saja. Tetapi faktor perilaku manusia dengan pola hidup tidak sehat dan kurang mampu menjaga kebersihan lingkungan jadi penyebabnya.

“Jumantik itu merupakan upaya gerakan yang sangat efektif. Setiap rumah itu ada satu juru pemantau jentik. Kemudian satu rumah itu harus ada Agent of Change untuk mengubah perilaku dan ada gerakan 3M+, mengubur, menguras, menutup, melipat baju-baju yang digantung yang menjadi tempat sarang nyamuk,” kata Oscar.

Baca juga : Dorong Banyuwangi Go International, Pemerintah Gencarkan 3 Strategi

Jumantik bertugas memantau jentik nyamuk yang ada di sekeliling tempat tinggal, terutama di tempat-tempat yang biasa menjadi sarang nyamuk seperti di bak mandi karena jarang dikuras, genangan air di sampah kaleng atau plastik kemasan air minum. Sarang nyamuk tersebut, hendaknya diberantas dengan segera agar tidak menimbulkan DBD.

Lalu, tugas Jumantik lainnya adalah melakukan 3M+, dan Pemberantas Sarang Nyamuk (PSN), yakni menutup semua tampungan air atau sumber air, menguras bak mandi, dan mendaur ulang barang bekas.

Plusnya, menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, serta menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk.

Selain 3M+ yang harus dilakukan Jumantik, ia juga bertindak sebagai agent of change dalam hal perilaku hidup bersih dan sehat. Jadi ada pelopor untuk mencontohkan dan mengingatkan upaya-upaya pencegahan DBD.

Baca juga : Mantan Menkeu Ingatkan Guncangan Ekonomi Masih Akan Terjadi

“Apa pun bisa dilakukan masyarakat untuk membunuh nyamuk untuk mematikan lingkungannya, untuk memutus mata rantai hidup jentik nyamuk DBD, menguras, mengubur, kemudian menanam atau mengoleskan serai. Itu langkah yang bagus untuk menghindarkan diri dari gigitan nyamuk,” jelasnya.

Ia menjelaskan, bahwa DBD tidak hanya menyerang pada musim hujan, pada musim kemarau pun potensi seseorang terserang DBD masih ada. Apalagi Indonesia adalah negara endemis DBD. Hal itu bisa terjadi ketika seseorang tidak melakukan perilaku hidup sehat, seperti jarang bersih-bersih dan terbiasa menggantungkan pakaian bekas pakai.

“Kalau sudah sampai pada tahapan KLB, tahapan di mana terjadi banyaknya kasus DBD itu bukan persoalan mudah, karena banyak upaya yang harus dilakukan, mulai dari pemberantasan sarang nyamuk, pengobatan pasien, hingga sosialisasi pencegahan DBD,” jelasnya.

Oscar mengakui, sebelumnya, ia beserta tim Kemenkes sudah memprediksi akan terjadi lonjakan kasus DBD. Sehingga ia mengirimkan surat edaran tanda peringatan DBD kepada kepala daerah agar mampu bersikap siaga.

Baca juga : Kembangkan Mobil Listrik, Pemerintah Siapkan Insentif

“Warning ini sudah disikapi oleh teman-teman daerah dinas kesehatan, jadi saya katakan demam berdarah ini memang endemis di seluruh Indonesia, karena ini persoalan lingkungan,” ungkapnya.

Dalam pengamatannya sejauh ini, ia menilai pemerintah daerah sudah mulai bergerak dengan membentuk kelompok kerja operasional guna mengatasi persoalan DBD di wilayahnya masing-masing. Beberapa rumah sakit juga sudah bersiaga menampung para pasien DBD. [DIR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.