Dark/Light Mode

Misteri Dentuman di Jabodetabek, Ini Penjelasan Volkanolog ITB

Minggu, 12 April 2020 21:03 WIB
ilustrasi erupsi Gunung Anak Krakatau
ilustrasi erupsi Gunung Anak Krakatau

RM.id  Rakyat Merdeka - Suara dentuman keras yang terdengar di Jakarta, Bogor, Depok, hingga Bekasi (Jabodetabek), pada Sabtu (11/04), masih menjadi misteri. Apakah dentuman keras ini berasal dari erupsi Gunung Anak Krakatau atau bukan ?  

Volkanolog Institut Teknologi Bandung (ITB) Eng Mirzam Abdurrachman menjelaskan, sampai saat ini belum diketahui secara pasti sumber asal suara dentuman tersebut.

Suara dentuman tersebut, katanya, bisa terjadi karena aktivitas magma dari suatu gunung api, akibat perpindahan magma secara tiba-tiba dari dapur magma ke lokasi yang lebih dangkal.

Menurut dia, kejadian ini mengakibatkan terjadinya kekosongan dan ambruknya dapur magma dalam, sehingga menghasilkan dentuman dan getaran di daerah sekitarnya.

Baca juga : Saat Waktu Luang Pemusatan Latihan, Ini Pengalaman 4 Pemain Timnas U-16

Fenomena seperti ini disebut underground explosion yang tidak selalu diikuti oleh suatu erupsi gunung api.

"Namun masih perlu dikaji data kegempaan serta perubahan temperatur dan pelepasan gas dari gunung-gunung di sekitar Jabodetabek dan Gunung Anak Krakatau," uja Mirzan dalam keterangan tertulisnya, Minggu (12/04).

Dia mengatakan, hipotesis tersebut didasarkan pada peristiwa serupa yang terjadi di tiga gunung api di tiga negara.

Yaitu, Gunung Api Miyakejima Jepang tahun 2000, Gunung Piton de La Fournaise Pulau Reunion tahun 2007, dan gunung di Kepulauan Mayotte Prancis tahun 2018.

Baca juga : ESDM Selidiki Sumber Dentuman Di Jabodetabek

Namun kata Mirzam hipotesis atau dugaan tersebut masih perlu dikaji dan dibuktikan apakah dentuman keras misterius tersebut mempunyai hubungan dengan erupsi Gunung Anak Krakatau atau tidak.

Mirzam mengatakan, Gunung Anak Krakatau baru muncul ke permukaan sejak tahun 1927."Sejak tahun tersebut, Anak Krakatau tumbuh besar dan mempesona," ujar Mirzam.

Gunung Anak Krakatau adalah sisa sejarah panjang letusan Krakatau Purba yang berlangsung sejak abad ke-5, hingga letusan di tahun 1883 yang hanya menyisakan Rakata, Panjang dan Sertung.

Hampir setiap tahun Gunung Anak Krakatau memperlihatkan aktivitas vulkanisme. Pola letusannya kini tercatat semakin teratur sejak tahun 2008.

Baca juga : PSSI Luncurkan Video Garuda Melawan Corona, Ini Penjelasannya

Letusan eksplosif dan efusi tersebut datang silih berganti setiap dua tahun sekali dan membentuk sebuah pola. Sampai saat ini, tingkat aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau masih tetap pada Level II (Waspada). [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.