Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Selamatkan Petani Jagung dari Ijon, Mentan: KUR Solusinya

Senin, 20 April 2020 22:32 WIB
Syahrul Yasin Limpo (Foto: Dok. Kementan)
Syahrul Yasin Limpo (Foto: Dok. Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengunjungi Kabupaten Jenoponto, salah satu sentra produksi jagung dan padi di Sulawesi Selatan, Senin (20/4). Dalam kunjungannya, Mentan menyampaikan pentingnya kerja sama dan kebersamaan dalam membangun pertanian terlebih di masa pandemi Covid-19. 

"Saya mengajak Kepolisian dengan Satgas Pangan-nya, Bulog, pelaku usaha, TNI. Ini panggilan negara. Kita pastikan kebutuhan pangan masyarakat aman. Bantu negara ini yah, Dek,” kata SYL saat diterima Bupati Jeneponto, Iksan Iskandar. 

Baca juga : BRI Bikin Kelas Online Buat Petani Kopi Perhutanan Sosial

Pertanian, menurut SYL, dalam situasi dan kondisi seperti ini tidak boleh berhenti. "Kegiatan produksi dan distribusi harus jalan. Saya minta, Kepolisian kawal angkutan yang membawa bahan pangan," ujarnya. 

SYL bersama Bupati Jeneponto, Iksan Iskandar, juga melakukan panen padi di Desa Kalumpangloe, Dusun Palippri, Kecamatan, Arungkeke Kabupaten Jeneponto. Dalam sambutannya, Bupati Iksan melaporkan bahwa ada 26 ribu hektar sawah di Jeneponto dengan produktivitas 5-6 ton per hektar, dan 36 ribu hektar jagung dengan produktivitas 7,8 ton per hektar. 

Baca juga : Di Bidang Pertanian, AHY Kasih ke Ahlinya

"Tapi saya sampaikan sedikit kendala Pak Menteri. Untuk komoditas jagung, sebagian petani menjual hasilnya ke daerah lain dikarenakan ada selisih harga. Kadar air jagung petani di sini mencapai 30 persen, harganya Rp 1.700 per kilogram. Sementara di tempat lain, Rp 1.800 per kilo gram,” ungkap Iksan. 

Hal ini, menurut Iksan, terjadi karena petani terjebak dalam praktek ijon. Selain itu, kadar air jagung yang diinginkan para pengepul adalah 7 persen, sementara petani tidak melakukan perlakuan pascapanen, sehingga hasil panen langsung dijual dengan kadar air mencapai 30 persen. 

Baca juga : Jamin Keamanan Pangan Asal Jepang dari Cemaran Radioaktif, Kementan Terapkan ini

Menanggapi hal tersebut, SYL memberikan saran untuk memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian. "Ada KUR pertanian sebesar Rp 50 triliun. Manfaatkan itu. Kalau ada ijon atau tengkulak, saya minta Dinas Pertanian koordinasi dengan Dirjen PSP, gulirkan KUR di sini," ujar SYL. 

Kehadiran KUR, menurut SYL, adalah salah satu upaya negara untuk memastikan kesejahteraan bagi para petani di seluruh Indonesia dan membangun pertanian yang maju, mandiri, dan modern. "Jangan perantara untungnya jauh lebih banyak dari petani. Tidak ada itu ongkos menginjak rem, ingat itu. Jangan beli jagung dari petani Rp 1.700, sesuai HPP-lah. Harga beli itu Rp 3.150. Jangan beli di bawah HPP,” kata SYL. Oleh karena itu, menurutnya, harus ada proses pengolahan, penjemuran sehingga kualitas jagung baik sehingga harga lebih tinggi. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.