Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Teken MoU Dengan Inggris

Kemenristek Dikti Siapkan Rp 31 M Buat Riset Banjir

Sabtu, 9 Februari 2019 10:58 WIB
Banjir di Jakarta beberapa waktu lalu. (Foto : istimewa)
Banjir di Jakarta beberapa waktu lalu. (Foto : istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia dan Inggris menjalin kerja sama untuk penelitian banjir. Kedua negara sepakat proyek senilai 1,7 juta poundsterling atau sekitar Rp 31 miliar itu akan dikerjakan selama tiga tahun.

Penelitian bencana banjir ini dilakukan melalui Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dengan Departemen Bisnis, Energi dan Strategi Industri Inggris melalui Newton Fund selama 2019-2021.

Menteri Ristekditi Mohamad Nasir mengatakan, ada tiga penelitian di bidang banjir yang mendapat pendanaan. Penelitian tersebut, dilakukan dalam jangka waktu tiga tahun (2019-2021). Nasir bilang, pemilihan tiga penelitian yang didanai dilakukan dengan proses yang terbuka, transparan, dan kompetitif.

Baca juga : Kemenkumham Akan Kumpulkan Data Aset Haram Di Swiss

“23 Proposal yang masuk dinilai oleh reviewer dari Indonesia dan Inggris, 10 proposal yang lolos didiskusikan pada panel meeting bulan Agustus 2018, sampai akhirnya diputuskan bersama tiga proposal yang didanai bersama dengan total dana Rp 31 miliar selama tiga tahun,” kata Nasir usai penandatanganan kerja sama, di kantornya, kemarin.

Tiga penelitian yang didanai yakni, riset untuk meningkatkan pengelolaan badan Sungai Ciliwung dan kepedulian masyarakat terhadap ancaman banjir oleh peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) Harkunti Rahayu dan peneliti University of Huddersfield, Richard Haigh.

Kemudian riset untuk meningkatkan prediksi banjir jangka menengah di Jakarta, Bandung, dan Surakarta oleh peneliti ITB, Agus Mochamad Ramdhan dan Simon Mathias dari Durham University. Serta riset untuk mengidentifikasi penyebab utama banjir di Indonesia dan strategi utama memitigasi risiko bencana oleh peneliti Universitas Jenderal Soedirman, Suroso dan Chris Kilsby dari Newcastle University.

Baca juga : Pembangunan Infrastruktur Perbatasan Libatkan BAIS

Nasir mengungkapkan, penelitian kali ini sengaja difokuskan terhadap kebencanaan banjir. Nantinya, pihaknya juga akan menjalin kerja sama untuk penelitian di bidang kebencanaan lainnya, seperti gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan, hingga gu- nung meletus.

“Mudah-mudahan pendanaan yang dilakukan bisa berlanjut pada bidang lain. Mungkin nanti kita akan buka pada segmen yang berbeda, mungkin masalah tsunami,” ujarnya.

Nasir menuturkan dalam kerja sama penelitian itu, ilmuwan Indonesia dan Inggris akan berkolaborasi dalam riset berstandar tinggi yang bertujuan untuk mengjasilkan terobosan dalam kebencanaan, terutama dalam memahami dampak-dampak bencana terkait dengan air maupun lahan.

Baca juga : Kembangkan Mobil Listrik, Pemerintah Siapkan Insentif

Hasil kolaborasi itu akan meningkatkan ketahanan dan kesiapan Indonesia, dalam menangani perubahan iklim, termasuk melalui intervensi kebijakan maupun komunikasi potensi bencana yang efektif.

Dari total biaya yang dibutuhkan untuk penelitian ini, 85 persen di antaranya disumbang oleh Kerajaan Inggris melalui Newton Fund. Kerja sama antara Indonesia dan Inggris di bidang riset telah dilakukan sejak 2015 dengan total nilai sekitar 18 juta poundsterling. Newton Fund berkomitmen untuk mendanai riset-riset kolaborasi berskala internasional yang dapat memberikan kontribusi positif baik secara sosial maupun ekonomi. [QAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.