Dark/Light Mode

Opla Rawa 300 Hektare Di Kukar Untuk Tingkatkan Produksi Padi

Rabu, 6 Mei 2020 17:14 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo

RM.id  Rakyat Merdeka - Dalam upaya peningkatan produksi pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) tahun 2020 melaksanakan kegiatan Optimasi Lahan (Opla) Rawa di 14 Provinsi sebesar 50.000 hektare (ha).

Salah satunya sedang dilakukan di Desa Sebuntal, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) seluas 300 ha yang dikerjakan oleh Gapoktan Nusantara

“Optimasi lahan rawa kini salah satu jawaban untuk memastikan ketahanan pangan Indonesia terus terjaga di masa depan. Terutama dengan terus meningkatnya kebutuhan konsumsi masyarakat," ujar Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam keterangan persnya, Rabu (6/5).

SYL mengungkapkan, tujuan utama dari opla rawa adalah mengoptimalikan lahan rawa menjadi lahan pertanian produktif melalui penataan sistem tata air dan penataan lahan.

Baca juga : Kerja Dibagi Dua, Separuh Untuk Jakarta

“Lahan rawa itu sebagian atau sepanjang tahun tergenang air bisa dari luapan sungai atau hujan. Kegiatan opla rawa harus bisa membantu mengatasinya dengan pekerjaan kontruksi atau perbaikan tanggul atau tata airnya sehingga lahan bisa diolah dengan baik,” kata SYL.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy menjelaskan, di Kalimantan Timur dialokasikan Opla rawa sebesar 1.050 ha di 2 kabupaten yaitu Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara.

Program ini merupakan upaya peningkatan peran petani dan Kelompok Tani/Gabungan Kelompok Tani, penumbuhan dan pengembangan Kelompok Tani untuk melaksanakan Usaha Tani, serta pengembangan kawasan dan/atau cluster berbasis korporasi petani.

“Dengan pengelolaan air yang lebih baik, harapannya, sawah rawa bisa digarap sepanjang tahun, baik musim kemarau maupun musim hujan. Dengan begitu, petani bisa tidak hanya menanam padi sekali dalam setahun, tetapi dua atau tiga kali setahun," jelas Sarwo Edhy.

Baca juga : APROBI Sumbang APD Ke Pertamina Untuk Bantu Pencegahan Corona

Sarwo Edhy menambahkan, Opla rawa cocok diterapkan di Kukar untuk membangun sumber daya manusia pertanian melalui pemanfaatkan lahan rawa untuk dijadikan sebagai areal pesawahan.

“Opla ini akan bisa mengembangkan lahan rawa di Kukar menjadi lahan produktif untuk pertanian. Sehingga meningkatkan produktivitas padi. Kalau biasanya 2,7 ton-3 ton per hektare harapannya menjadi 5 ton-6,5 ton per hektare," kata Sarwo Edhy.

Menurutnya, Opla rawa dapat membuat indeks pertanaman menjadi 2 kali lipat pada tanaman padi dan jagung. Dengan begitu, diyakini pemanfaatan rawa itu dapat mendatangkan kesejahteraan lebih untuk petani.

Sementara, Kasi Lahan dan Irigasi Distanak Kabupaten Kukar, Achmad Yani menjelaskan, daerah ini semula memiliki produktivitas 3,9 ton/ha. Namun sebagian lahan terdampak air pasang laut atau air asin sehingga perlu dibuat tanggul, pintu air atau pintu klep (pintu penahan air) pasang) agar usaha tani dapat dilaksanakan dengan baik.

Baca juga : Jamsostek Korting Iuran Perusahaan

“Kegiatan optimasi lahan rawa sangat membantu petani dalam melengkapi prasarana pertanian yang dibutuhkan. Tujuannya untuk peningkatan produksi padi atau peningkatan IP," ujar Achmad Yani.

Achmad Yani berharap, kegiatan opla rawa ini terus berlanjut. Selain itu, ke depan bisa dimasukkan untuk mengerjakan lahan tidur (sawah yang tidak tergarap) yang masih satu hamparan dengan lahan sawah fungsional. 

“Setelah kegiatan opla target produktivitas 4,3 ton/ha dengan IP 230. Program Opla juga mengurangi gagal panen karena banjir limpasan daerah sekunder maupun tersier (pembuatan tanggul)," pungkasnya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.