Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Menkes Jadi Rajin, Realisasi Anggaran Kesehatan Meningkat

Marahnya Jokowi Ternyata Ada Gunanya

Minggu, 5 Juli 2020 07:32 WIB
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (tengah) meletakkan batu pertama pembangunan gedung bedah sentral dan rawat inap RSNU di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, kemarin. (Foto: Antara)
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (tengah) meletakkan batu pertama pembangunan gedung bedah sentral dan rawat inap RSNU di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, kemarin. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Marahnya Presiden Jokowi ternyata ada gunanya. Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, yang paling disorot bakal direshuffle, jadi makin rajin blusukan ke daerah-daerah. Realisasi anggaran kesehatan pun dilaporkan mulai meningkat.

Empat hari setelah video Jokowi marah-marah beredar, Terawan muncul di lapangan. Macam-macam kegiatannya. Bertemu kepala daerah,  blusukan ke pasar, memberikan bantuan kepada tenaga kesehatan atau  meninjau rumah sakit. 

Terawan pertama kali terlihat muncul di Surabaya pada Kamis (2/7) lalu. Di Kota Pahlawan itu Terawan  melakukan sejumlah agenda bersama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Pagi-pagi, eks Kepala RSPAD itu blusukan ke Pasar Genteng Baru. Siangnya, dia menggelar pertemuan  tertutup dengan manajemen rumah sakit Universitas Airlangga dan jajaran dinas kesehatan. Terawan juga menyerahkan santunan kepada tiga keluarga nakes Jawa Timur yang gugur saat menangani Covid-19.

Sehari kemudian Terawan geser ke Solo, Jawa Tengah. Di sana, dia memberikan, penghargaan dan  santunan kepada keluarga dua tenaga kesehatan yang gugur. Masing-masing keluarga tenaga kesehatan tersebut diberi santunan Rp 300 juta.  Penyerahan santunan dilakukan di RS dr Oen Solo Baru, Sukoharjo. Ikut hadir dalam kunjungan itu Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, dan Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya.

Baca juga : Penerbangan Repatriasi WNI Meningkat, Protokol Kesehatan di Bandara Soekarno-Hatta Diperketat

Kemarin, Terawan melanjutkan kunjungan kerja ke Jombang, Jawa Timur. Di sana, dia bersama Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, dan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan  Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar,  serta Menteri Tenaga Kerja, Ida  Fauziyah, meletakan batu pertama  pembangunan Gedung Bedah dan Rawat Inap RS Nahdlatul Ulama. 

Selain membuat Menkes rajin  blusukan, serapan anggaran kesehatan juga meningkat. Kepala Badan  Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan, sampai akhir Juni kemarin ada peningkatan realisasi di bidang  kesehatan menjadi 4,68 persen. Ia berharap, satu minggu ke depan akan bergerak cukup jauh dibandingkan sebelumnya. 

Jubir Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo mengatakan, untuk detail perkembangan realisasi akan disampaikan langsung oleh Istana. Tujuannya agar memudahkan koordinasi antarkementerian dan pemda juga. “Menurut kami sekarang sudah ada  perbaikan signifikan dan kecepatan yang membaik,” kata Yustinus kepada Rakyat Merdeka, tadi malam. 

Dia menambahkan, anggaran bidang kesehatan tak hanya di kementerian kesehatan. Tapi lintas  kementerian termasuk pemerintah daerah. 

Baca juga : Antisipasi Krisis Pangan Akibat Kekeringan, Jokowi Beri 3 Arahan Ini

Pengamat Kebijakan Publik dari UI, Agus Pambagio menilai, kemarahan Jokowi itu wajar adanya.  Serapan anggaran bidang kesehatan begitu rendah. Dari Rp 75 triliun baru 1,53 persen yang baru dibelanjakan. Di sisi lain banyak dokter dan tenaga  kesehatan yang belum mendapatkan  insentif seperti yang dijanjikan. Padahal rakyat butuh pemasukan. 

Agus menjelaskan, salah satu tolok ukur prestasi kementerian adalah dari serapan anggaran. Kalau serapan anggaran di bawah 50 persen artinya  kinerjanya buruk. Sekarang sudah masuk tengah tahun. Kalau sekarang masih di bawah 10 persen, sudah  pasti di akhir tahun tidak akan sampai  100 persen. “Padahal di saat pandemi ini butuh  banyak belanja untuk menggerakkan ekonomi “ kata Agus, saat dikontak Rakyat Merdeka, tadi malam. 

Kenapa serapan rendah? Kata dia, ada beberapa alasan. Pertama, menteri tidak bisa bekerja sama dengan  para pejabat eselon 1 dan 2 seperti  dirjen dan direktur. Menteri itu bekerja secara politis. Kedua, menteri atau kepala daerah masih gagap dalam bekerja. Masih menghadapi hamparan psikologis. “Kalau menteri tidak cepat belajar, ya repot. Dia tidak bisa mengontrol anak buahnya,” ungkapnya. 

Menurut Agus, sebagai orang Solo, Jokowi sangat menjaga perasaan orang lain. Kalaupun marah tentu di kalangan terbatas. Namun rupanya kemarahannya itu tidak direspons  baik oleh para menterinya.

Baca juga : Jokowi Minta Mendag Turun Ke Lapangan

Setelah 10 hari belum ada perubahan. Akhirnya  video Jokowi marah diunggah oleh Biro Pers Istana.  “Setelah video rame, baru para menteri bergerak. Ada gunanya juga video tersebut,” pungkasnya. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.