Dark/Light Mode

Buron Pembobol BNI 1,7 T DIringkus

Yasonna Kebagian Wanginya

Jumat, 10 Juli 2020 06:17 WIB
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menyapa buronan pelaku pembobolan Bank BNI senilai 1,7 triliun, Maria Pauline Lumowa (kiri) saat pesawat yang ditumpanginya dari Serbia, tiba di Bandara internasional Soekarno-Hatta, kemarin. (Foto: Kemenkum HAM)
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menyapa buronan pelaku pembobolan Bank BNI senilai 1,7 triliun, Maria Pauline Lumowa (kiri) saat pesawat yang ditumpanginya dari Serbia, tiba di Bandara internasional Soekarno-Hatta, kemarin. (Foto: Kemenkum HAM)

 Sebelumnya 
Pemerintah bereaksi cepat dengan menerbitkan surat permintaan penahanan sementara pada 31 Juli 2019, yang kemudian ditindaklanjuti dengan permintaan ekstradisi melalui Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) Kemenkumham pada 3 September.

Namun, upaya membawa pulang Maria ke Tanah Air dari Serbia tak semudah membalikkan telapak tangan. “Ada negara Eropa juga yang mencoba melakukan upaya agar beliau tidak diekstradisi ke Indonesia. Ada pengacara beliau juga yang melakukan upa ya hukum, semacam upaya melakukan suap,” tutur politisi PDIP itu.

Sementara itu, pemerintah diburu waktu karena masa penahanan Maria akan berakhir 17 Juli mendatang. Yasonna cs pun meningkatkan intensitas lobi dan pertemuan. Dia terus berdiplomasi dengan bertemu Menteri Kehakiman, Menlu, Wakil PM, dan puncaknya menemui Presiden Serbia Alek Sandar Vucic.

Baca juga : Bermain Piano Di Masa Karantina

Upaya itu berbuah manis; permintaan ekstradisi Maria dikabulkan. Ekstradisi Maria tak lepas pula dari asas resiprositas atau timbal balik. Tahun 2015, Indonesia pernah mengabulkan permintaan Serbia untuk mengekstradisi pelaku pencurian data nasabah Nikolo Iliev.

Atas izin Presiden Jokowi, Yasonna pun terbang ke Serbia, memimpin delegasi untuk menjemput langsung Maria. Akhirnya, Rabu (8/7) sore, setelah melakukan prosedur pemeriksaan Covid-19, Maria diserahkan.

Yasonna sempat ngobrol di pesawat dengan Maria, yang sepanjang perjalanan, tangannya terikat. Apa yang diobrolkannya? “Saya katakan, ‘You can run but you cannot hide’,” tandas Yasonna.

Baca juga : Galaknya Prabowo Tinggal Kenangan

Sementara itu, Menkopolhukam Mahfud MD memuji Yasonna. Terima kasih kepada Menkumham Bapak Yasonna Laoly yang bekerja dalam senyap, termasuk melakukan komunikasi selama setahun ini dengan pemerintah Serbia,” puji Mahfud di tempat yang sama.

Warganet pun ikut memuji Yasonna. “Kinerja pak Yasona tidak diragukan,” cuit @Nano50332099. “Wah, berkat bu Maria Pauline, Yasonna jadi kebagian wanginya, hihihi,” sambar @fathur doaibu.

Sementara akun-akun lain meminta Yasonna juga menangkap dua orang buronan lainnya, yakni Djoko Tjandra dan Harun Masiku. “Cie cie... Yang di Serbia bisa ketangkep. Yang di Grogol Selatan malah bisa bikin e-KTP,” sindir @masawep merujuk pada Djoko Tjandra.

Baca juga : Soal Tanjung Priok, Yasonna Diceramahi Pengamat Begini

Akun @masjoy49 juga menantang Yasonna menjemput kedua buronan itu seperti dia menjemput Maria Pauline. “Pak Yasonna bisa jemput Djoko Candra sama Harun Masiku gak pak?? Masa cuman Maria Pauline aja yang dijemput,” tantangnya. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.