Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bela Negara, Cegah Radikalisme

Kamis, 3 September 2020 16:02 WIB
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy. [Foto: Kemen PMK]
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy. [Foto: Kemen PMK]

RM.id  Rakyat Merdeka - Cikal bakal generasi penerus bangsa Indonesia harus memiliki jiwa bela negara, yang didasari atas kecintaan kepada NKRI, berlandaskan nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Hal ini ditegaskan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy. Bela negara, ujarnya, memiliki nilai-nilai seperti cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, yakni Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, serta mampu membela negara.

"Inilah pentingnya bela negara untuk mencegah radikalisme. Radikalisme apa saja. Caranya, dengan melatih kepemimpinan, baik mandiri maupun berkelompok," ujarnya saat menjadi pembicara pada Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2020 Universitas Abdurrab Pekanbaru melalui video conference, Kamis (3/9).

Baca juga : Selamat Jalan, Sahabat (In Memorial Kristanto)

Muhadjir mengingatkan, mahasiswa adalah ujung tombak upaya membela negara. Karena itu, pendidikan bela negara di lingkungan kampus harus diperkuat demi membentengi mahasiswa, agar tidak mudah terpengaruh oleh radikalisme yang dapat mengancam keutuhan NKRI.

Namun pada dasarnya, Menko PMK meyakini, sikap radikal sangat penting dimiliki mahasiswa dalam mencari kebenaran hingga ke akar-akarnya, terutama saat sedang mengerjakan tesis.

"Sikap radikal ini sebetulnya positif. Tapi ketika dilabeli isme, sering dimaknai tidak baik. Apalagi jika dikaitkan dengan politik. Faktanya, radikalisme di kampus itu ada. Sehingga itu jadi tanggung jawab kita semua untuk membentengi dengan jiwa bela negara," pungkas mantan Mendikbud tersebut.

Baca juga : Diunggulkan Juara, Miller Ogah Besar Kepala

Dia pun mengingatkan, menjadi seorang mahasiswa selain harus memiliki jiwa bela negara, juga harus memiliki keberanian. Berani untuk keras terhadap diri sendiri, sehingga terbentuk mental dan jiwa kepemimpinan.

"Bersikap keras pada diri sendiri adalah prasyarat kalau kita ingin berhasil dalam kehidupan dan menjadi pemimpin. Saat kita bisa menghindarkan diri dari pengaruh negatif, terutama yang mengarah pada sikap radikal dan intoleran, bahkan sampai ekstrim melakukan tindakan kekerasan, kita juga akan bisa menyelamatkan Indonesia dari berbagai ancaman," tandas Muhadjir.

Untuk diketahui, pada kegiatan PKKBM yang mengusung tema “Mewujudkan Universitas Abdurrab yang menghasilkan mahasiswa yang merdeka belajar di era pandemi dengan nilai-nilai Cintai-Rab (Rabbi, Tuhan –red)” itu, turut hadir Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo. [BSH]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.