Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Belajar ke Negeri China

Rabu, 29 Juli 2020 05:01 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Jalan kesuksesan setiap orang, institusi, atau organisasi tidak akan sama. Karena jenis dan konteks tantangannya juga beda. Namun tentu ada prinsip-prinsip pokok yang sama, yang kalau menempuh jalan yang sama, akan meraih kesuksesan. 

Sekarang bahkan bukan soal prinsip-prinsip tapi sudah menjadi rumus scientific. Kesuksesan itu sekarang ada teorinya. Teori itu rumusan formula asumsi yang telah teruji kebenarannya. Telah mengalami proses eksperimentasi dan hasilnya terbukti benar. 

Baca juga : Ketika Lovers Jadi Haters

Presiden Jokowi saat ini sedang mencari negara yang bisa dijadikan best practice dalam pemulihan ekonomi yang babak belur setelah dihajar pandemi. Jokowi melirik China sebagai negara yang sukses melakukan recovery

Ketika seorang Presiden berbicara tentang preferensi politik tandanya arah kebijakan sudah berpihak ke China. Tinggal kita tunggu saja apa dan bagaimana model pembelajaran Presiden kepada China yang komunis dan non-demokratis itu. Dan ini penting menjadi telaah bersama. 

Baca juga : Berkah Elektoral

Kita tentu berharap Presiden menerjemahkan model belajar ke China dengan benar. Belajar bukan berarti apapun yang sarankan pemerintah China dilaksanakan. Apalagi kalau lebih kritis lebih dekat ke pendiktean tentang apa yang harus dilakukan, yang ujungnya hanya mementingkan national interest China. Kalau ini terjadi maka ini namanya neo-kolonialisme atau disebut kolonialisme 5.0. 

Model pembelajarannya sejatinya tidak dalam keikutsertaan buta pemerintah kepada kebijakan dan program pemerintah China. Tapi lebih pada belajar tentang apa saja langkahlangkah yang diambil Pemerintah China menjadi raksasa ekonomi dunia. Dan itu terkait nyali besar untuk mengambil kebijakan di bawah panji new economic model

Baca juga : Babak Belur Wajah Pendidikan

Belajar dari China mesti hati-hati karena sistem politik kita sangat berbeda. Mereka mengatur negara dengan tangan besi. Semua terkendali. Negara begitu besar dominasinya. Sektor swasta dipaksa menyerah dengan kebijakan di mana negara ikut mengatur secara detil segala urusan termasuk bisnis. Apakah Indonesia bisa demikian? Kita perlu belajar dengan lebih kritis.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.