Dark/Light Mode

Berkat Program SP3T Kementan, Petani Pati Diuntungkan

Selasa, 22 September 2020 13:10 WIB
Beras kemasan yang siap disalurkan ke pasar/Ist
Beras kemasan yang siap disalurkan ke pasar/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Pertanian (Kementan) tidak hanya sebatas meningkatkan produksi pangan khususnya padi, juga menjamin agar harga jual yang diperoleh petani pada posisi tinggi agar menikmati keuntungan. 

Karena itu, penanganan pascapanen yang baik harus dengan sistem pengelolaan yang terstruktur. Salah satunya melalui pembentukan Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu (SP3T). 

Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu (SP3T) lahir atas dasar keprihatinan. Karena  selama ini petani padi banyak yang tidak menikmati hasil panennya secara maksimal karena banyak dijual dalam bentuk gabah kering panen. Untuk itu Kementerian Pertanian berikan bantuan alsintan seperti combine harvester, vertical dryer, RMU dan mesin packing.

Menurut Kepala Bidang Tanaman Pangan Kabupaten Pati Purwanto, petani di Desa Kepuhkencono, Kecamatan Pucakwangi, Kabupaten Pati, mendapat bantuan SP3T komplit. Mulai dari alat tanam, alat panen sampai alat pascapanen. 

Baca juga : PBB Usul Pilkada Tetap Dilaksanakan

“Para petani yang tergabung di Gabungan Kelompok Tani Fortuna, telah bisa melayani permintaan beras seperti apa saja karena alat sudah tersedia dari Kementan,” ucap Purwanto saat Tim Humas Direktorat Jenderal Tanaman Pangan berkunjung ke tempat SP3T Gapoktan Fortuna Desa Kepuhkencono Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati.

Zamzuri, Ketua Gapoktan Fortuna mengaku sangat terbantu dengan bantuan SP3T dari Kementerian Pertanian ini. 

“Setelah mendapat bantuan ini efektivitas pengelolaan lebih cepat dari biasanya petani membutuhkan waktu lama untuk pengolahan,” jelasnya. 

Lebih lanjut, Zamzuri menceritakan, untuk harga sebelum punya alat ini harga per kilony Rp 7.500, sekarang menjadi Rp 8.400 per kilonya. Dan untuk satu hari bisa menghasilkan 5 ton dan hanya membutuhkan satu orang tenaga kerja saja.

Baca juga : Yuk, Terapkan Protokol Kesehatan Di Rumah

“Untuk biaya penggilingan sampai menjadi beras dalam kemasan yaitu Rp 300 untuk petani yang datang dari daerah lain. Tapi untuk daerah sini hanya Rp 250 per kilonya,” ucap Zamzuri. 

Dengan adanya alat ini, Kelompok Tani dan masyarakat sekitar daerah sini bisa terbantu harga jualnya.

Zamzuri berharap ke depannya agar bisa dibantu untuk pemasarannya. 

“Selama ini kami hanya konvensional saja. Kami berharap bisa bekerja sama dengan dengan Bulog mengingat Kebupaten Pati merupakan salah satu sentra padi di Pulau Jawa," harapnya.

Baca juga : Menkumham Sahkan Kepengurusan Baru Partai Gerindra

 Zamzuri juga berharap program ini mudah-mudahan bisa berlanjut dan dikembangkan di daerah-daerah lainnya. Dengan adanya alat ini, petani sangat diuntungkan.

Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi berharap, melalui bantuan tersebut tidak mengalami lagi gabah yang rusak ketika musim hujan karena tidak ada mesin pengering atau harga jatuh karena panen raya. Bahkan, dengan adanya paket sarana ini lembaga tani bisa memproduksi beras kemasan dengan label yang khas. 

Sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bahwa jajaran Kementerian Pertanian harus siap dan hadir memenuhi kebutuhan pangan 267 juta penduduk Indonesia. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.