Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kementan Akselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional melalui Food Estate

Selasa, 29 September 2020 12:32 WIB
Dirjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto memimpin rapat koordinasi pembahasan program kerja Ditjen Hortikultura Tahun Anggaran 2021di Depok, Jawa Barat, Jumat (25/9)/Ist
Dirjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto memimpin rapat koordinasi pembahasan program kerja Ditjen Hortikultura Tahun Anggaran 2021di Depok, Jawa Barat, Jumat (25/9)/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktorat Jenderal (Ditjen) Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) menarget sejumlah program kerja pada 2021. Program tersebut bermuara pada peningkatan kualitas dan kuantitas produksi, pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan petani guna akselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) imbas pandemi Virus Corona (Covid-19).

"Sebagian besar merupakan lanjutan dari program yang sudah dikerjakan sebelumnya. Namun, sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo,  program kerja Kementan  2021 akan diperkuat demi percepatan PEN dan pembangunan pertanian berkelanjutan," jelas Dirjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto dalam keterangannya pada rapat koordinasi pembahasan Program Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2021 di Savero Hotel, Depok, Jumat (25/9).

Pengembangan 15 agroeduwisata berbasis hortikultura yang diperkuat dengan model pertanian korporasi menjadi salah satu kegiatan yang hendak dilakukan pada 2020. Kemudian, menggenjot budi daya ramah lingkungan melalui gerakan pengendalian massal (gerdal) karena tingginya permintaan produk tersebut di "Benua Biru".

Menurut dia, dalam rapat bersama Atase Pertanian (Atani) Indonesia di Roma, diketahui permintaan pasar produk-produk organik di Eropa cukup tinggi. 

“Ini peluang yang harus kita ambil karena potensi Indonesia cukup besar. Jika itu tercapai, tentu kontribusi terhadap devisa negara meningkat," jelas Anton, sapaan Prihasto.

Baca juga : Rencana Stimulus Ekonomi AS Jadi Doping Buat Rupiah

Dia mengatakan, Ditjen Hortikultura juga akan membentuk tim market intelligence untuk mengetahui persis apa yang dibutuhkan dunia. Sehingga, pengembangan lebih terencana dan terukur karena telah dilakukan pemetaan dan penyesuaian sebelumnya.

Untuk itu, Kementan akan mengajak petani mengurangi penggunaan pestisida kimia lantaran cara tersebut berdampak buruk terhadap produk yang dihasilkan, ekosistem, dan pendapatan petani. Sosialisasi dan edukasi bakal diperkuat dengan optimalisasi peran petugas pengendali organisme pengganggu tanaman (POPT).

Selanjutnya, melakukan pembinaan secara berkesinambungan dan akan menghidupkan kembali Kelompok Kerja (Pokja) Lalat Buah mengingat hama tersebut paling ditakuti di dunia lantaran sukar diberantas dan spektrumnya luas.

“Kami juga akan memberikan berbagai insentif dan memfasilitasi sertifikasi organik sebagai jaminan mutu produk," katanya.

Ada sekitar 200 kelompok, baik penghasil produk segar maupun olahan, yang akan mendapatkan registrasi pada 2021. Salah satunya pembudidaya florikultura dracaena mengingat peluang ekspornya besar dan atsiri karena prospektif.

Baca juga : Makin Canggih, Angkasa Pura ll Buka Pelatihan Berbasis Virtual Reality

Program lainnya, edukasi pertanian modern sarat teknologi dan menyalurkan sarana produksi pascapanen. Sehingga, mutu produk terjaga dan menarik minat konsumen.

“Ketika produk kita berkualitas dan dipasarkan dengan kemasan yang baik dan bagus tentu harga yang diterima lebih baik. Konsumen juga akan setia memakai produk yang dihasilkan," terang Doktor alumnus Universitas Putra Malaysia ini.

Kata dia, kebijakan peningkatan mutu, kualitas, produksi, hingga olahan, termasuk di dalamnya daya saing produk, akan diarahkan sesuai GAP (Good Agricultural Practices) dan GHP Good Handling Practices) karena diamanatkan pada PP Nomor 86/2019 tentang Keamanan Pangan dan sesuai tuntutan pasar global.

Menyangkut kelestarian lingkungan, khususnya pengendalian polusi karbon, ungkap Anton, Ditjen Hortikultura bakal mengintensifkan budi daya buah-buahan yang berkontribusi besar. Mangga, durian, manggis, kelengkeng, dan jeruk, misalnya.

"Kita tidak semata-mata mengejar pertumbuhan ekonomi. Tetapi juga menjaga lingkungan dengan meningkatkan stok karbon untuk menangkal polusi yang diakibatkan dari berbagai aspek serta meminimalisasi perubahan iklim demi masa depan," terangnya.

Baca juga : Kolaborasi Kementan-JICA Tingkatkan Kesejahteraan Petani Jawa Barat

Pada Program Kerja Tahun 2021 ini juga dilanjutkan pembangunan lumbung pangan (food estate) hortikultura berbasis korporasi di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbas), Sumatera Utara (Sumut). Ini merupakan program jangka menengah yang dikembangkan sejak 2020.

Food Estate Humbahas menjadi proyek prestisius karena melibatkan seluruh stakeholder, dari petani, pemerintah, akademisi, hingga swasta untuk membangun kawasan pertanian skala besar. Sehingga, efek dominonya betul-betul dirasakan, seperti ada potensi lapangan pekerjaan untuk 11.440 kepala keluarga (KK) pada tahun pertama.

"Saya sendiri yang akan memimpin langsung perkembangannya agar sesuai harapan dan target yang direncanakan terealisasi maksimal," pungkas Anton. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.