Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Sebut Banyak Yang Bermental Pencitraan
Jari Ma`ruf Diarahkan Ke Siapa
Selasa, 27 Oktober 2020 06:55 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Wapres Kiai Ma’ruf Amin sampaikan kritik pedas. Katanya, sekarang banyak orang bermental pencitraan. Karena tak jelas ditujukan ke siapa, omongan sang Kiai jadi bahan tebak-tebakan. Kira-kira, jari Pak Wapres ini diarahkan ke siapa ya?
Pernyataan Wapres disampaikan saat memberi sambutan Haul Virtual ke-39 Al Maghfurlah Al Arifbillah KH Abdul Hamid bin Abdullah Umar di Pondok Pesantren Salafiyah, Pasuruan, Jawa Timur, kemarin.
Baca juga : Mark Esper Jamu Prabowo Makan Siang
Sejumlah kiai kondang, seperti KH Idris Hamid, KH Ahmad Mustofa Bisri, KH Ahmad Bahauddin Nursalim, ikut hadir dalam acara tersebut. Termasuk, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Ketua DPD RI La Nyalla Mahmud Mattalitti.
Awalnya, eks Rais Aam PBNU ini berbicara soal sosok Mbah Hamid. Menurutnya, ulama kelahiran Lasem 1914 ini, memiliki kepribadian yang menyejukkan. Metode dakwahnya, sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad. “Beliau (Mbah Hamid) tak ingin tenar. Namun, namanya terus dikenang, bahkan sampai sekarang,” papar Ma’ruf.
Baca juga : Iran Janji Tak Bakal Jorjoran Beli Senjata
Sikap Mbah Hamid ini, kata Wapres, berbeda dengan kebanyakan orang saat ini. Sekarang, orang lebih mementingkan pencitraan. Setiap yang dilakukan, publik harus tahu. “Banyak orang terjebak pada mentalitas syhrah. Yaitu, mentalitas penci traan diri agar dikenal luas. Amal kebaikan yang dilakukan diorientasikan agar di-cover media secara luas,” jelasnya.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat non aktif ini memandang, banyak orang yang memanfaatkan media sebagai tolok ukur sebuah kebaikan. Padahal, tidak semua yang ter-publish berdampak positif bagi masyarakat.
Baca juga : Potential Regulator Jadi Solusi Cegah Korosi Pipa
Justru, kata Wapres, mental pencitraan yang berlebihan bisa menghilangkan pahala berbuat kebaikan kepada sesama. Sebaliknya, lanjut dia, sikap khumul (kebaikan yang dilakukan diam diam) sudah hampir hilang di telan bumi.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya