Dark/Light Mode

Lewat Perang Azerbaijan-Armenia

Erdogan Incar Posisi Turki Dalam Tatanan Dunia

Kamis, 8 Oktober 2020 21:49 WIB
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. [Foto: Associated Press]
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. [Foto: Associated Press]

RM.id  Rakyat Merdeka - Keputusan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan membekingi Azerbaijan dalam konflik di Nagorno-Karabakh, telah membedakan negaranya dari negara-negara besar lainnya. Kondisi ini membuat khawatir sekutu kelompok Pakta Atlantik Utara (NATO) yang menuntut gencatan senjata.

Tetapi bagi Erdogan, sikap tegas adalah prioritas strategis dan keputusan mahal, yang memperkuat strateginya untuk melenturkan kekuatan militer di luar negeri untuk mempertahankan dukungan di dalam negeri.

Baca juga : Azerbaijan-Armenia Perang, NATO Terbelah

Presiden Turki itu menggambarkan, dukungan negerinya untuk Azerbaijan, sebagai bagian upaya Turki untuk tempatnya yang layak dalam tatanan dunia. Dia melihat peluang untuk mengubah status quo atas Nagorno-Karabakh, di mana Prancis, Amerika Serikat dan Rusia selama beberapa dekade memimpin upaya mediasi internasional.

Armenia pun mempertahankan kendali atas daerah tersebut, meskipun secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan. "Logika Turki di hampir semua sudut peta adalah gangguan. Apapun yang merusak status quo dianggap baik. Karena status quo sebelumnya dianggap berlawanan dengan kepentingannya," sebut Galip Dalay, pengamat Turki di Robert Bosch Academy, Jerman, seperti dikutip kantor berita Reuters, Rabu (6/10).

Baca juga : Phapros Masih Lanjutkan Upaya Pemulihan UMKM

"Di Nagorno-Karabakh ada konflik, di mana kunci tetap ada di tangan Armenia. Turki ingin merusak permainan ini, meski jika tak bisa sepenuhnya menentukannya, mengingat pengaruh tradisional Rusia di kawasan itu,” ujarnya.

Sikap Turki, yang mengirimkan ancaman implisit ke Armenia dan pesan kehati-hatian ke Rusia, yang memiliki pakta pertahanan dengan Armenia, mencerminkan kepercayaannya dalam perang drone yang digunakan di Suriah, Libya dan Irak.

Baca juga : Korsleting, Range Rover Terbakar di Tol Dalam Kota Cawang Otista

Drone buatan Turki sekarang menjadi ujung tombak serangan Azerbaijan dan seorang pejabat senior di Turki mengatakan, negaranya menyediakan infrastruktur dan dukungan untuk senjata, meskipun tidak ada pasukan di lapangan.

Erdogan juga bertaruh bahwa, terlepas dari perbedaan mereka atas Nagorno-Karabakh, Turki dan Rusia cukup berhasil untuk mencegah konflik yang lebih luas di wilayah tersebut.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.